13 Murid di Kenya Tewas Terinjak dalam Kepanikan Sepulang Sekolah

4 Februari 2020 2:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang perempuan melihat mayat murid-murid yang tewas dalam penyerbuan SD Kakamega, Kenya.  Foto: REUTERS/James Keyi
zoom-in-whitePerbesar
Seorang perempuan melihat mayat murid-murid yang tewas dalam penyerbuan SD Kakamega, Kenya. Foto: REUTERS/James Keyi
ADVERTISEMENT
Catatan redaksi: Berita ini telah mendapatkan koreksi informasi, dari sebelumnya yang menyatakan siswa sekolah di Kenya tewas dalam penyerbuan, menjadi tewas terinjak dalam kepanikan. Atas koreksi ini, kami meminta maaf.
ADVERTISEMENT
-------------------
Sebanyak 13 murid Sekolah Dasar (SD) di Kakamega, Kenya, tewas terinjak pada kepanikan sepulang sekolah pada Senin (3/2) pukul 17.00 waktu setempat.
Kejadian ini terjadi saat murid-murid baru saja pulang sekolah di kota yang terletak di sebelah barat Kenya itu. Mereka berlarian dan berdesakan sehingga menyebabkan beberapa siswa terjatuh dan terinjak atau kehabisan napas.
"Kami kehilangan 13 murid dalam peristiwa terinjak ini. Dan masih ada korban lainnya di rumah sakit karena cedera," kata Kepala Kepolisian Kota Kakamega, David Kabena, dilansir AFP, Selasa (4/2).
Mayat murid-murid yang tewas dalam penyerbuan SD Kakamega, Kenya. Foto: REUTERS/James Keyi
Selain 13 murid tewas, sebanyak 40 orang lainnya ikut terluka. Beberapa sudah diperbolehkan pulang setelah mendapat perawatan.
Seorang ibu menyalahkan guru yang menurut dia menghukum murid-murid dengan memukul mereka. Hal ini membuat murid ketakutan dan berlarian.
ADVERTISEMENT
"Mereka yang selamat mengaku berlari karena guru-guru memukuli mereka, itulah mengapa mereka kabur dan menginjak satu sama lain," kata ibu tersebut yang diwawancara media setempat.
Lokasi kepanikan yang tewaskan 13 siswa di Kenya. Foto: REUTERS/James Keyi
Belum diketahui pasti penyebab terjadinya peristiwa tersebut. Namun, pihak kepolisian setempat telah melakukan penyelidikan lebih lanjut.
"Kami telah meluncurkan penyelidikan untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi," ucap Kabena.