13 Pasukan Perdamaian di Kongo Tewas dalam Pertempuran Lawan Pemberontak

28 Januari 2025 18:44 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas keamanan Rwanda mengawal anggota Angkatan Bersenjata Republik Demokratik Kongo (FARDC) yang menyerah, setelah pertempuran antara pemberontak M23 dan Angkatan Bersenjata Republik Demokratik Kongo (FARDC) di Gisenyi, Rwanda, Selasa (27/1/2025). Foto: Jean Bizimana/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Petugas keamanan Rwanda mengawal anggota Angkatan Bersenjata Republik Demokratik Kongo (FARDC) yang menyerah, setelah pertempuran antara pemberontak M23 dan Angkatan Bersenjata Republik Demokratik Kongo (FARDC) di Gisenyi, Rwanda, Selasa (27/1/2025). Foto: Jean Bizimana/REUTERS
ADVERTISEMENT
Sebanyak 13 pasukan perdamaian asal Afrika Selatan tewas dalam pertempuran dengan pemberontak M23 di Goma, Republik Demokratik Kongo.
ADVERTISEMENT
Tiga di antaranya tewas hari ini, Selasa (28/1), dalam serangan mortir yang menghantam pangkalan mereka di dekat Bandara Goma. Seorang tentara lainnya meninggal akibat luka dalam pertempuran sebelumnya.
“Pemberontak M23 meluncurkan bom mortir ke arah bandara, yang mendarat di pangkalan SANDF dan menewaskan tiga anggota kami,” kata Angkatan Pertahanan Nasional Afrika Selatan (SANDF) dalam pernyataan resminya, seperti dikutip dari AFP.
Sembilan tentara terbunuh Jumat lalu (24/1). Tujuh orang bagian dari Komunitas Pertahanan Afrika Selatan (SADC) dan dua adalah anggota penjaga perdamaian PBB.
Sejauh ini bentrokan antara militer Kongo dan M23 yang didukung tentara Rwanda juga telah melukai hampir 370 orang, mayoritasnya warga sipil.
Satgas TNI Konga XXXIX-B RDB selamatkan empat warga sipil dari perampok bersenjata di Kongo. Foto: Dok. Puspen TNI
Pasukan perdamaian yang tergabung dalam satgas MONUSCO terdiri atas militer dari berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.
ADVERTISEMENT
Lebih dari seribu prajurit TNI tergabung dalam pasukan tersebut sejak 2024.
Satgas Batalyon Gerak Cepat (BGC) TNI XXXIX-F MONUSCO dengan 850 personel dipimpin Kolonel Inf Imir Faishal, sementara 175 personel Satgas Kizi MONUSCO berada di bawah komando Letkol Czi Dili Eko Setiyawan.
Kondisi para TNI belum dapat dipastikan. kumparan telah menghubungi Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Nugraha Gumilar, dan Jubir Kementerian Luar Negeri RI Roy Soemirat untuk mengonfirmasi keadaannya, namun belum mendapat respons.
Petugas keamanan Rwanda menerima staf kemanusiaan dan keluarga mereka yang melarikan diri dari Goma, setelah pertempuran antara pemberontak M23 dan Angkatan Bersenjata Republik Demokratik Kongo (FARDC) di Gisenyi, Rwanda, Selasa (27/1/2025). Foto: Jean Bizimana/REUTERS
Selain tergabung dalam pasukan penjaga perdamaian PBB MONUSCO, Afrika Selatan juga mengirim personel ke Misi Komunitas Pembangunan Afrika Selatan (SADC) di Kongo.
Namun, keberadaan pasukan regional ini belum mampu menahan laju M23.
Pertempuran sengit terjadi di berbagai titik kota. Penduduk melaporkan suara rentetan senjata dan ledakan besar sejak Minggu malam (26/1).
ADVERTISEMENT
Di beberapa wilayah, pasukan Kongo masih bertahan, tapi kehadiran pemberontak semakin kuat.
Ribuan warga sipil mulai meninggalkan kota, bergabung dengan ratusan ribu pengungsi yang telah melarikan diri sejak awal tahun.
Staf kemanusiaan dan keluarga mereka melarikan diri dari Goma, setelah pertempuran antara pemberontak M23 dan Angkatan Bersenjata Republik Demokratik Kongo (FARDC) di Gisenyi, Rwanda, Selasa (27/1/2025). Foto: Jean Bizimana/REUTERS
Menurut SANDF, Afrika Selatan akan tetap berkomitmen pada misi perdamaian di Kongo, meski kehilangan personel dalam jumlah besar.
“SANDF tetap berkomitmen penuh terhadap tanggung jawabnya di bawah MONUSCO dan Misi SADC,” ujar pernyataan resmi mereka.
Namun, kekhawatiran bahwa konflik ini akan berkembang menjadi perang regional semakin meningkat.
Amerika Serikat mengecam dukungan Rwanda terhadap M23 dan menegaskan dukungannya terhadap kedaulatan Kongo.
Di Kinshasa, demonstrasi anti-Rwanda pecah. Puluhan pemuda membakar ban di jalanan, menuntut tindakan tegas terhadap Kigali.
Dewan Keamanan PBB dijadwalkan kembali membahas krisis ini pada Selasa.
ADVERTISEMENT