Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
10 Ramadhan 1446 HSenin, 10 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
130 WNI Berhasil Keluar dari Myawaddy Myanmar, 525 Masih Terjebak
6 Maret 2025 16:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Pemerintah Indonesia terus berupaya mengevakuasi WNI yang terjebak dalam sindikat penipuan daring di Myawaddy, Myanmar. Sejak awal 2025, sebanyak 130 orang telah berhasil dipulangkan dalam dua gelombang.
ADVERTISEMENT
Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri RI, Judha Nugraha, menyampaikan evakuasi dilakukan dalam koordinasi dengan berbagai pihak di Thailand dan Myanmar.
“Gelombang pertama, sebanyak 46 orang keluar pada 21 Februari. Kemudian, pada 28 Februari, 88 orang berhasil dievakuasi,” ujar Judha dalam press briefing di Kemlu RI, Jakarta, Kamis (6/3).
WNI yang berhasil keluar dari Myawaddy dibawa ke kota perbatasan di Myanmar. Lalu mereka menempuh perjalanan darat selama delapan jam menuju Bangkok.
Dari sana, mereka diterbangkan ke Jakarta dengan penerbangan komersial. Setibanya di Indonesia, mereka ditempatkan sementara di Rumah Perlindungan Trauma Center (RPTC) Kementerian Sosial untuk proses rehabilitasi sebelum dipulangkan ke daerah asal.
Masih Ada 525 WNI Terjebak
Meski 130 orang sudah dievakuasi, jumlah WNI yang masih terjebak di Myawaddy justru meningkat.
ADVERTISEMENT
“Saat awal operasi evakuasi, jumlah yang dilaporkan sekitar 395 orang. Namun, data terbaru yang kami terima dari otoritas Myanmar menunjukkan angka ini bertambah menjadi 525,” kata Judha.
Ia menjelaskan Kemlu mengandalkan data dari laporan pengaduan WNI dan keluarga mereka karena mayoritas korban berangkat tanpa prosedur resmi.
Banyak yang menggunakan fasilitas bebas visa dan tidak tercatat dalam basis data pemerintah.
“Kami terus berkoordinasi dengan otoritas Thailand untuk menjadikan negara tersebut sebagai jalur transit evakuasi berikutnya,” ujar Judha.