Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
14 Orang Tewas Akibat Serangan Bom Bunuh Diri di Kenya
16 Januari 2019 6:17 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:49 WIB
ADVERTISEMENT
Baku tembak disusul dengan suara ledakan bom yang terjadi di Hotel dan Kompleks Perkantoran di Nairobi, Kenya, Selasa (15/1), menewaskan 14 orang. Aksi penembakan ini dilakukan oleh sejumlah pria yang menerobos masuk ke dua lokasi tersebut dan diklaim dilakukan oleh kelompok Islam Somalia al Shabaab.
ADVERTISEMENT
Aksi penembakan itu dimulai sekitar pukul 15.00 waktu setempat.Rekaman CCTV menunjukkan tiga penyerang berpakaian hitam berlari melintasi tempat parkir pada pukul 15.30. Aksi kemudian disusul dengan sebuah ledakan bom bunuh diri di lobi hotel.
"Seorang pria mengatakan dia melihat dua pria bersenjata dengan syal di kepala mereka dan bandolier peluru," kata salah satu petugas medis, dikutip dari reuters, Rabu (16/1).
Menteri Dalam Negeri Kenya Fred Matiang’i mengatakan pada pukul 11 malam, seluruh bangunan telah diamankan dan sejumlah orang dievakuasi dari tempat kejadian. Namun, suara tembakan masih terdengar hingga delapan jam usai serangan itu dimulai. Hal ini menunjukan bahwa situasi di Kenya masih belum terkendali.
Puluhan orang masih bersembunyi di dalam kompleks perkantoran. Seorang petugas kamar mayat mengatakan bahwa 14 orang tewas dalam serangan itu. Sementra menurut petugas kepolisian 25 orang lainnya ditemukan cedera.
Nairobi adalah pusat ekspariat berisi kantor-kantor dari berbagai perusahaan internasional yang sering ditargetkan oleh penyerang. Gema serangan mematikan al Shahaab turut pula menyerang kawasan ini di tahun 2013.
ADVERTISEMENT
Serangan al Shahaab berikutnya diluncurkan pada tahun 2015, membunuh 150 mahasiswa di universitas di Garissa, Kenya Timur.
Al Shabaab mengatakan serangannya ini merupakan aksi balas dendam atas pasukan Kenya yang ditempatkan di Somalia, yang telah memborbardir warga sipil saat perang sejak 1991.