15 Menit Kalap Belanja di Pasar Kurma Madinah

14 Juli 2019 12:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jemaah haji Indonesia memadati kebun dan pasar kurma di Madinah, Arab Saudi. Foto: Denny Armandhanu/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Jemaah haji Indonesia memadati kebun dan pasar kurma di Madinah, Arab Saudi. Foto: Denny Armandhanu/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kusniah binti Tubah terduduk di beton memanjang di kebun kurma kota Madinah, Arab Saudi. Di sekeliling jemaah haji asal Bulukumba, Sulawesi Selatan, itu plastik-plastik belanjaan bergeletakan. Isinya kurma berbagai macam jenis, abaya, dan beragam tasbih. Kusniah puas belanja.
ADVERTISEMENT
"Ada kurma ajwa sama pakaian," kata Kusniah saat ditanya kumparan, Sabtu (13/6).
Jemaah haji Indonesia memadati kebun dan pasar kurma di Madinah, Arab Saudi. Foto: Denny Armandhanu/kumparan
Ada lagi Nur Intan, juga dari Bulukumba, yang tengah berjuang menawar abaya. Padahal pedagangnya, seorang pria Arab yang berbahasa Indonesia pas-pasan, berusaha keras meyakinkan bahwa harganya sudah pas. Walau mustahil turun harga lagi, Nur Intan tetap saja memborong 5 stel abaya.
"Buat arek-arek, ada lima stel. Ini ada kurma, harganya Rp 250 ribu satu kilo," kata Nur Intan.
Jemaah haji Indonesia di pasar kurma, Madinah Foto: Denny Armandhanu/kumparan
Sementara di dalam bangunan di pinggir kebun kurma, situasinya padat sekali jemaah. Suasananya riuh dengan teriakan penjual yang bersahutan dengan jemaah yang menawar. Lantainya lengket karena bertebaran biji-biji kurma yang dimakan jemaah Indonesia. Kendati padat, tapi tidak gerah, pendingin udaranya bekerja dengan baik.
ADVERTISEMENT
"Ayo! Ayo! Kurma-kurma beli! Halal! Gratis!" teriak seorang pria Arab pedagang kurma.
"Kurma Ajwa, kurma Nabi Muhammad shallalahu alaihi wasallam, 400 ribu! 400 ribu!" kata pedagang lainnya, pekerja asal Indonesia.
Jemaah haji Indonesia memadati kebun dan pasar kurma di Madinah, Arab Saudi. Foto: Denny Armandhanu/kumparan
Kebun Kurma Albarokah yang terletak dekat Masjid Quba ini memang jadi favorit jemaah Indonesia untuk berburu kurma, buah khas Arab Saudi. Tidak hanya kurma, di tempat ini juga dijual berbagai macam penganan Saudi lainnya, seperti kacang-kacangan, cokelat, kismis, hingga madu.
Jemaah juga bisa melihat kurma di kebunnya, jika beruntung bisa memetik dan mencicipi langsung dari pohonnya.
Kurma-kurma ini bisa dicicipi dengan gratis, sekenyang-kenyangnya. Mereka hanya membayar yang ingin dibawa pulang. Kurmanya juga bermacam-macam, dari sukkari, kurma muda atau ruthab, hingga ajwa. Paling favorit tentu saja kurma Ajwa, kurma kesukaan Nabi.
Jemaah haji Indonesia memadati kebun dan pasar kurma di Madinah, Arab Saudi. Foto: Denny Armandhanu/kumparan
Menurut Abdul Salam, warga Indonesia yang bekerja di kebun kurma tersebut, kurma Ajwa juga memiliki grade bermacam-macam, dari yang biasa hingga istimewa. Harganya tentu saja disesuaikan dengan kualitasnya.
ADVERTISEMENT
"Ajwa harga kisarannya 50 riyal satu kilo, ada yang 30 riyal," kata Abdul kepada kumparan.
Jemaah haji Indonesia di pasar kurma, Madinah Foto: Denny Armandhanu/kumparan
Kumparan mencoba ajwa dengan kualitas tinggi. Berbeda dengan ajwa yang biasa dijual di Indonesia, kurma ajwa ini tidak kering, berukuran lebih besar, dan empuk. Kurma ajwa basah itu meleleh di mulut dengan rasa manis yang tidak berlebihan.
Abdul mengatakan, kebun kurma itu tidak hanya menerima uang riyal, tetapi juga rupiah, bahkan dolar. Kurs di kebun itu adalah Rp 4.000 per riyalnya. Jemaah Indonesia membawa dua mata uang tersebut.
Pedangang menunjukkan uang rupiah di Kebun dan pasar kurma di Madinah, Arab Saudi. Foto: Denny Armandhanu/kumparan
Mereka kalap belanja, padahal telah diwanti-wanti untuk tidak beli oleh-oleh banyak-banyak. Soalnya, jemaah gelombang satu ini masih harus berangkat ke Mekkah untuk melakukan prosesi haji.
ADVERTISEMENT
Ketua rombongan lantas memanggil para jemaah dengan toa, meminta mereka masuk ke bus. Berbondong-bondong, jemaah keluar dari toko. Tangan kanan-kiri mereka membawa tentengan, buah tangan dari tanah suci. Beberapa jemaah terlihat kepayahan membawa belanjaan yang berat.
Jemaah berlalu, kondisi toko tiba-tiba lengang, hening. Para penjaga toko tapi tetap sibuk. Mereka merapikan barang dagangan tanpa bercakap-cakap, menyapu lantai yang lengket karena biji-biji kurma.
Suasana Kebun dan pasar kurma di Madinah, Arab Saudi, setelah jemaah pergi. Foto: Denny Armandhanu/kumparan
Menurut Abdul Salam, mereka mempersiapkan toko untuk kedatangan jemaah lainnya. Dia mengatakan, di musim haji banyak rombongan jemaah yang datang, namun hanya 15-20 menit saja.
Kebun kurma menjadi tempat wajib dikunjungi dalam tur ziarah jemaah di Madinah, selain Masjid Kuba, Masjid Kiblatain, dan Gunung Uhud. Lima belas menit waktu yang singkat, tidak heran jemaah menggila belanja dengan cepat.
ADVERTISEMENT
Menurut pemilik kebun kurma tersebut, Abdul Rahman, setiap hari mereka hanya buka 3 jam saja di pagi hari. Setiap harinya, dia berhasil menjual 100-200 kilogram kurma kepada jemaah haji.
Abdullah (kanan) Pemilik kebun kurma di Madinah, Arab Saudi Foto: Denny Armandhanu/kumparan
Tidak berselang lama setelah jemaah Bulukumba pergi, datang sekitar enam bus jemaah Indonesia dari kloter Palembang dan Surabaya.
Situasi yang hectic terulang kembali. Pedagang kurma yang berteriak-teriak, jemaah yang asyik menawar, mencicipi kurma, dan kantong-kantong belanjaan yang padat berisi.
"Saya beli kurma ajwa 2 kilogram, untuk keluarga," kata jemaah haji asal Surabaya, Halimah.
Jemaah haji Indonesia di pasar kurma, Madinah Foto: Denny Armandhanu/kumparan