156 Dosis Sinovac Rusak Buntut Ricuh Warga Tolak Vaksin di Aceh Barat Daya

28 September 2021 17:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang pekerja bekerja di fasilitas pengemasan pembuat vaksin Sinovac Biotech. Foto: Thomas Peter/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Seorang pekerja bekerja di fasilitas pengemasan pembuat vaksin Sinovac Biotech. Foto: Thomas Peter/REUTERS
ADVERTISEMENT
Sekelompok warga yang terdiri dari pedagang dan nelayan menolak pelaksanaan vaksinasi dengan merusak gerai (posko) vaksinasi COVID-19 di kawasan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Ujong Serangga, Desa Padang Baru, Kecamatan Susoh, Aceh Barat Daya (Abdya). Jarak kota ini dengan Banda Aceh sekitar 270 km.
ADVERTISEMENT
Dampak dari kericuhan itu, sebanyak 156 dosis vaksin Sinovac dan peralatan medis rusak, akibat kemarahan massa yang mengobrak-abrik posko vaksin.
“Sembilan vial vaksin masing-masing 10 dosis, dan 33 vial masing-masing dua dosis rusak. Kemudian alat medis berupa masker, handsanitizer, alat tensi, jarum suntik dan obat-obatan juga rusak dan tidak bisa digunakan lagi,” kata Kabid Humas Polda Aceh Kombes Pol Winardy, Selasa (28/9). Dari jumlah dosis dalam vial itu, maka total dosis yang rusak ada 156 dosis.
Namun, belum diketahui berapa jumlah dosis vaksin Sinovac secara keseluruhan yang tersedia di gerak vaksin tersebut.
Winardy menyebutkan, Polres Abdya dibantu Polda Aceh akan tetap melakukan penyelidikan dan mencari tahu penyebab pasti terjadinya peristiwa kericuhan massa tersebut.
ADVERTISEMENT
"Kita akan tetap lakukan penyelidikan. Kerusakannya lumayan parah,” ujarnya.
Winardy menjelaskan, seorang tenaga kesehatan (nakes) yang bertugas sebagai vaksinator bernama Fanny Eprilia Tika (28) terluka akibat insiden tersebut.
Pedagang ikan di Aceh, tolak vaksinasi massal hingga ricuh. Foto: Dok. Istimewa
“Mengalami lebam di betis kanan bagian belakang akibat terkena benturan kursi plastik,” tuturnya.
Mencegah agar kejadian serupa tak terulang kembali, Polda Aceh meminta Forkopimda Abdya dibantu oleh Muspika setempat untuk memberikan edukasi terkait pentingnya vaksinasi kepada warga.
“Agar kejadian serupa tidak terulang lagi,” ujar Winardy.
Warga dan nelayan kesal karena posko vaksinasi di PPI itu sudah berjalan lebih dari 3 bulan itu. Karena ada posko vaksinasi, sehingga warga yang membeli ikan ke PPI berkurang.
Walhasil, penghasilan pedagang dan nelayan juga berkurang. Karena itulah mereka mengamuk dan mengobrak-abrik posko vaksinasi.
ADVERTISEMENT