169 Anak di Kota Yogya Kena Gondongan, Dinkes Minta yang Sakit Tak Masuk Sekolah

1 November 2024 18:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak mengalami gondongan. Foto: all_about_people/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak mengalami gondongan. Foto: all_about_people/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta mencatat ada 169 kasus anak mengalami gejala parotitis atau gondongan. Mereka yang terkena penyakit ini mayoritas anak-anak SD.
ADVERTISEMENT
Kasi Pengendalian Penyakit Menular (P2M) dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Endang Sri Rahayu, meminta anak-anak yang mengalami gejala untuk tak masuk sekolah dahulu.
"Saran untuk yang sakit tidak boleh masuk sekolah," kata Endang dikonfirmasi wartawan, Jumat (1/11).
Anak yang menderita gondongan ini juga diminta tak keluar rumah. Selain itu juga harus menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
Selain itu untuk pihak sekolah juga diminta peka terhadap anak-anak yang mengalami gejala parotitis ini. Terlebih penyebarannya mudah.
"Memakai masker dan usahakan yang sakit tidak keluar rumah," bebernya.

Kejadian Luar Biasa

Ketua Tim Kerja Surveilans Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Kesehatan yang juga Epidemiolog di Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Solikhin Dwi, mengatakan gondongan termasuk kategori kejadian luar biasa secara epidemiologis.
ADVERTISEMENT
Penyakit mengalami peningkatan. Pada Desember 2023 tak ada kasus yang ditemukan. Namun, sepanjang tahun ini ditemukan 169 kasus.
"Periode akhir September hingga minggu ketiga Oktober 2024 tidak terdeteksi kasus. Namun, pekan ini naik lagi dan jumlah penderitanya 169 orang yang rata-rata diderita oleh anak SD," kata Solikhin dalam keterangan tertulisnya beberapa waktu lalu.
"Pencegahan dapat dilakukan dengan cuci tangan memakai sabun dengan air mengalir secara rutin sebelum makan atau setelah berada dari tempat atau lingkungan yang berisiko, tidak berbagi peralatan mandi atau makan dengan penderita gondongan dan menerapkan etika batuk seperti menutup mulut dan hidung," bebernya.