17 Juta Cerpelai di Denmark Dimusnahkan karena Tularkan Mutasi Corona ke Manusia

7 November 2020 5:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Staf medis mengambil sampel uji virus corona saat pengujian di Rumah Sakit Nasional Denmark Rigshospitalet, Kopenhagen, Denmark. Foto: Ritzau Scanpix / Niels Christian Vilmann via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Staf medis mengambil sampel uji virus corona saat pengujian di Rumah Sakit Nasional Denmark Rigshospitalet, Kopenhagen, Denmark. Foto: Ritzau Scanpix / Niels Christian Vilmann via REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Denmark menemukan adanya mutasi virus corona pada manusia yang datang dari peternakan cerpelai. Pemerintah setempat berencana memusnahkan seluruh cerpelai yang diperkirakan mencapai 17 juta ekor demi membendung penularan virus corona baru.
ADVERTISEMENT
Menteri Luar Negeri Denmark, Jeppe Kofod, mengatakan mutasi virus corona baru ini dikhawatirkan mengancam efektivitas kinerja vaksin corona yang tengah dikembangkan.
"Ini adalah tindakan tepat waktu dan perlu di tengah perkembangan yang mengkhawatirkan," ujar Kofod dikutip AFP, Sabtu (7/11).
Sementara itu, Negara Skandinavia pada Rabu (4/11) ini mengumumkan mutasi telah berpindah dari cerpelai ke manusia dan menginfeksi 12 orang. Seluruh kasus itu terdeteksi di wilayah Jutlandia Utara.
Pemusnahan cerpelai yang berlangsung beberapa minggu mendapat protes dari 100 lebih peternak cerpelai.
Staf medis mengambil sampel uji virus corona saat pengujian di Rumah Sakit Nasional Denmark Rigshospitalet, Kopenhagen, Denmark. Foto: Ritzau Scanpix / Niels Christian Vilmann via REUTERS
Para ilmuwan mengatakan mutasi virus sebenarnya biasa dan seringkali tidak berbahaya, dan mutasi tidak menyebabkan penyakit yang lebih parah pada manusia.
Namun otoritas kesehatan Denmark menyatakan bahwa jenis ini, yang dikenal sebagai 'Cluster 5', tak mampu dibendung oleh antibodi pada tingkat yang sama seperti virus normal, yang mereka khawatirkan dapat mengancam efektivitas vaksin yang sedang dikembangkan di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC) yang berbasis di Stockholm mengatakan pihaknya terus berkoordinasi dengan otoritas kesehatan Denmark mengenai masalah tersebut.
Peternakan cerpelai untuk diambil bulunya di Eropa. Foto: AFP/Jean Pierre Muller
"Kemungkinan mutasi antigenik pada SARS-CoV-2 mungkin memiliki implikasi potensial terhadap kekebalan, infeksi ulang, dan efektivitas vaksin COVID-19, tetapi saat ini terdapat ketidakpastian yang tinggi. Analisis dan studi ilmiah lebih lanjut diperlukan untuk lebih memahami mutasi yang teridentifikasi.  dan implikasi potensial mereka, "katanya.