Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Penduduk ibu kota Nepal yang dilanda banjir tampak kembali ke rumah mereka yang berlumpur pada hari Minggu (29/9) untuk meninjau reruntuhan akibat banjir dahsyat yang telah menewaskan sedikitnya 170 orang.
ADVERTISEMENT
Seluruh lingkungan di Kathmandu terendam banjir selama akhir pekan dengan banjir bandang yang dilaporkan di sungai-sungai yang mengalir melalui ibu kota dan kerusakan parah pada jalan raya yang menghubungkan kota tersebut dengan seluruh Nepal.
Kumar Tamang, yang tinggal di daerah kumuh di tepi sungai, mengatakan bahwa ia dan keluarganya harus mengungsi pada Sabtu malam, karena air mengalir deras ke rumahnya.
"Pagi ini kami kembali dan semuanya tampak berbeda," kata pria berusia 40 tahun itu dikutip dari AFP.
"Kami bahkan tidak bisa membuka pintu rumah kami, karena penuh lumpur," tambahnya.
"Kemarin kami khawatir air akan membunuh kami, tetapi hari ini kami tidak punya air untuk membersihkan (dampak banjir)," sambungnya.
Kementerian Dalam Negeri Nepal mengatakan 170 orang tewas di seluruh negeri dan 42 lainnya masih hilang. Juru bicara kementerian Rishi Ram Tiwari mengatakan bahwa buldoser digunakan untuk membersihkan beberapa jalan raya yang tertutup puing-puing, sehingga Kathmandu terputus dari wilayah lain.
ADVERTISEMENT
"Lebih dari 3.000 orang telah diselamatkan," tambahnya.
Setidaknya 35 orang yang tewas berada di dalam tiga kendaraan dan terkubur hidup-hidup ketika tanah longsor menghantam jalan raya di selatan Kathmandu, kata juru bicara Kepolisian Nepal Dan Bahadur Karki.
Departemen Hidrologi dan Meteorologi mengatakan data awal dari stasiun-stasiun di 14 distrik mencatat intensitas hujan memecahkan rekor dalam 24 jam hingga Sabtu pagi.
Sebuah stasiun pengamatan di bandara Kathmandu mencatat sekitar 240 milimeter (9,4 inci) hujan turun, tertinggi sejak 2002.
Live Update