Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
18 Tahun Jadi Pasukan Oranye Banda Aceh, Kini Menang Adipura Dapat Rp 889 Juta
1 Maret 2023 20:57 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Usai salat subuh Idham (52 tahun) telah menghidupkan motornya dan berpakaian rapi. Meski pagi masih terlalu dini dan jalanan sepi, ia begitu semangat keluar meninggalkan rumah menuju ke kantor Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Keindahan Kota Banda Aceh.
ADVERTISEMENT
Di sana, para pasukan oranye sudah berkumpul dan bersiap-siap hendak menuju ke Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) Blang Bintang, Aceh Besar. Mereka akan menyambut trofi Adipura yang diraih oleh Kota Banda Aceh.
Idham tak mampu meluapkan rasa kebahagiannya ikut menjadi bagian dari pasukan oranye merayakan penghargaan Adipura ke-10 itu. Dari bandara, Idham dan teman-temannya lalu mengelilingi kota Banda Aceh sembari memperlihatkan trofi Adipura.
Bersama dengan pemerintah Kota Banda Aceh, pasukan oranye tersebut lalu berhenti di Taman Ratu Safiatuddin (Taman Sari) tepatnya di samping Masjid Raya Baiturrahman (MRB). Di sana, mereka berkumpul untuk merayakan penghargaan yang sudah empat tahun tak pernah diraih.
Hasil kerja keras Idham bersama teman-teman pasukan oranye selama ini akhirnya terbayarkan. Mereka kembali menerima penghargaan tertinggi di bidang lingkungan hidup, kebersihan, dan pengelolaan sampah dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya.
ADVERTISEMENT
Idham sudah 18 tahun bekerja di Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Keindahan Kota Banda Aceh. Dari sebagai tukang sapu jalanan, kini ia dipercayakan menjadi operator mesin pemotong rumput.
“Bahagia dan senang sekali kami bisa kembali meraih penghargaan Adipura. Ini menjadi tambahan penyemangat kami, penghargaan ini bukan untuk pasukan oranye saja tapi semuanya,” kata Idham pada kumparan, Rabu (1/3).
Idham menceritakan, dirinya bergabung menjadi pasukan oranye tepatnya di tahun 2005. Idham masih ingat betul, kala itu dirinya masih sebagai petugas pengutip sampah di jalan.
“Waktu itu saya bertugas di kecamatan Lueng Bata. Pagi-pagi sekali, saat orang lain belum bangun kami sudah bekerja mengumpulkan sampah di kampung-kampung lalu diangkut menggunakan mobil,” kenangnya.
ADVERTISEMENT
Seiring berjalannya waktu, Idham dipercayakan sebagai operator mesin pemotong rumput. Wilayah kerjanya juga tak lagi hanya satu titik saja, tetapi menyeluruh se-Kota Banda Aceh.
“Kalau dulu bekerja sesuai zona, sekarang sudah gabung dengan taman jadi kerjanya seluruh wilayah Kota Banda Aceh. Baik itu di taman, selokan, dan pinggir sungai,” ujarnya.
Selama bekerja sebagai pasukan oranye, Idham juga tak jarang menerima komplain atau keluhan dari masyarakat. Namun, katanya, mereka harus siap menerima itu kendati dalam kondisi lelah.
“Kami cuma pekerja, mau tidak mau harus terima,” ungkapnya.
Namun demikian, Idham tetap bersyukur masih bisa bekerja dan mencari nafkah untuk keluarga. Sebagai tukang potong rumput, per hari Idham dibayar sekitar Rp 100 ribu.
ADVERTISEMENT
“Kalau hari kerja penuh ya penuh juga dibayar. Misalnya dalam sebulan ada 20 hari kerja, berarti ya segitu bayarannya. Alhamdulillah cukup untuk menghidupi keluarga,” tuturnya.
“Kalau dibilang cukup ya cukup, cuma ya harus dicukupkan. Kalau kurang ya cari sampingan, tunggu orderan jika ada orang yang memanggil untuk membersihkan rumah di taman atau di rumah-rumah warga,” tambahnya.
Idham berpesan, untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan dirinya meminta masyarakat agar tidak membuat sampah sembarangan apalagi sampah rumah tangga.
“Kalau berserakan otomatis yang ambil sampah itu di tengah kondisi lelah terkadang timbul rasa emosi. Harapan kepada masyarakat, sampah itu diletakkan pada tempatnya jangan berserakan biar mudah diambil petugas,” ucapnya.
Pasukan Oranye Banda Aceh Terima Bonus Rp 889 Juta
Setelah empat tahun absen, Pemerintah Kota Banda Aceh kembali membawa pulang Piala Adipura 2022. Terakhir kalinya penghargaan tertinggi di bidang lingkungan hidup, kebersihan, dan pengelolaan sampah itu diraih Banda Aceh pada 2017 silam.
ADVERTISEMENT
Piala Adipura 2022 kategori kota sedang untuk Ibukota Provinsi Aceh tersebut diserahkan langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Siti Nurbaya kepada Pj Wali Kota Banda Aceh Bakri Siddiq di Jakarta, Selasa, 28 November 2023.
Pada tahun lalu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melakukan penilaian terhadap kabupaten/kota di bidang kebersihan serta pengelolaan lingkungan perkotaan. Ada lima kategori penilaian yaitu untuk kota kecil, sedang, besar, metropolitan, dan Adipura Kencana.
Jika sebelumnya penilaian Adipura hanya fokus pada kebersihan dan penataan ruang di area perkotaan, kali ini lebih fokus pada pengelolaan penanganan dan pengurangan sampah sebagaimana telah tertuang dalam kebijakan strategi daerah (jakstrada).
Penjabat (Pj) Wali Kota Banda Aceh, Bakri Siddiq, mengatakan penghargaan Adipura merupakan wujud konsistensi dan komitmen seluruh elemen Kota Banda Aceh mulai dari warganya, para pemangku kepentingan, hingga pasukan oranye DLHK3 dalam menjaga kebersihan dan keindahan kota berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
“Mereka (pasukan oranye) bekerja sejak subuh hingga malam hari. Usai salat subuh saya sering memantau mereka itu sudah mulai bekerja. Orang lain masih tidur mereka sudah nyapu. Makanya pada kesempatan kali ini kita berikan bonus sebanyak Rp 889 juta. Jangan dilihat dari besarnya, tetapi wujud perhatian kita kepada petugas yang bekerja ini,” ucap Bakri.
Bakri mengimbau, dalam menjaga kebersihan bukan hanya tugas pasukan oranye tetapi juga seluruh masyarakat Kota Banda Aceh. Karena itu, dia mengajak warganya untuk sama-sama menjaga lingkungan bersih.
“Harapan kita Banda Aceh bisa dapat Adipura Kencana dan bisa bersaing dengan Kota Metropolitan. Mari jaga lingkungan masing-masing,” pungkasnya.