2.019 Pemuda Aceh Semarakkan HUT ke-74 RI dengan Menari Rapai Geleng

18 Agustus 2019 5:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah anak muda menari Rapai Geleng dalam memperingati HUT ke-74 RI,  di Aceh Barat Daya. Foto: Zuhri Noviandi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah anak muda menari Rapai Geleng dalam memperingati HUT ke-74 RI, di Aceh Barat Daya. Foto: Zuhri Noviandi/kumparan
ADVERTISEMENT
Anak muda di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Aceh, tidak ingin ikut ketinggalan menyambut perayaan hari ulang tahun ke-74 kemerdekaan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Untuk menyemarakkan hari kemerdekaan itu, sebanyak 2.019 anak muda Abdya mempersembahkan pertunjukkan tarian Rapai Geleng yang ditampilkan massal di depan masyarakat dan peserta upacara.
Peserta tari merupakan perwakilan anak-anak muda di 152 desa dari sembilan kecamatan di Abdya. Pertunjukan kesenian khas daerah pesisir itu digelar di lapangan bola kaki Persada Blangpidie, Sabtu (17/8).
Suasana acara Tari Rapai Geleng dalam memperingati HUT ke-74 RI, di Aceh Barat Daya. Foto: Zuhri Noviandi/kumparan
Rapai Geleng ditampilkan usai pelaksanaan prosesi upacara. Pertunjukan diawali dengan iringan alunan seruling dan pembacaan hikayat kisah kesenian dan budaya Aceh.
Penari nampak mengenakan seragam merah dan kuning emas sambil memegang alat musik rapai, lalu serentak berlari masuk ke dua pintu masuk menuju ke tengah lapangan.
Penari lalu duduk bersila di atas rumput. Di depannya, alat musik rapai berjejer rapi. Seorang syeh (vokal) kemudian menyanyikan syair pembuka. Dengan kompak penari menggerakkan badan mengikuti alunan ketukan rapai dan syair yang mereka mainkan secara bersamaan.
Sejumlah anak muda menari Rapai Geleng dalam memperingati HUT ke-74 RI, di Aceh Barat Daya. Foto: Zuhri Noviandi/kumparan
Tubuh mereka meliuk, gerakan badan kiri dan kanan silih berganti, mulai dari gerakan lambat hingga cepat. Sontak aksi mereka memukau mata penonton dan peserta upacara.
ADVERTISEMENT
Ketua Dewan Kesenian Abdya, Nazar Shah Alam, mengatakan, 2.019 penari tersebut merupakan perwakilan dari setiap desa di Abdya.. Mereka telah berlatih selama hampir satu bulan.
Sejumlah anak muda menari Rapai Geleng dalam memperingati HUT ke-74 RI, di Aceh Barat Daya. Foto: Zuhri Noviandi/kumparan
Sejumlah anak muda menari Rapai Geleng dalam memperingati HUT ke-74 RI, di Aceh Barat Daya. Foto: Zuhri Noviandi/kumparan
Sejumlah anak muda menari Rapai Geleng dalam memperingati HUT ke-74 RI, di Aceh Barat Daya. Foto: Zuhri Noviandi/kumparan
“Persembahan tarian Rapai Geleng secara massal ini adalah yang perdana kita gelar di Abdya,” katanya kepada kumparan.
Nazar menceritakan, agenda pertunjukan kesenian tradisional itu diinisiasi oleh istri bupati Abdya bersama dengan teman-teman DKA. Selain menyemarakkan HUT RI, agenda ini juga untuk mengejawantahkan kembali kesenian Rapai Geleng dari kabupaten berjuluk Breuh Sigupai.
“Kita juga sepakat kesenian Rapai Geleng ini mampu menjadi media persatuan serta media positif menjauhkan generasi muda kita dari pengaruh buruk narkoba. Jadi agenda ini bukan sebatas untuk euforia budaya, melainkan sebagai ajang pengalihan perhatian generasi muda Abdya kearah positif,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Nazar menyebutkan, jumlah 2.019 penari ditentukan bertepatan dengan angka tahun agenda itu dilaksanakan. Sementara momen 17 Agustus sengaja dipilih agar pertunjukkan itu juga terhubung dengan semangat cinta tanah air.
“Setiap orang akan mencatat dan dengan mudah mengingatnya,” kata Nazar.
Sejumlah anak muda menari Rapai Geleng dalam memperingati HUT ke-74 RI, di Aceh Barat Daya. Foto: Zuhri Noviandi/kumparan
“Dalam pertunjukan ini ada ruang edukasi, kita ingin menumbuhkan kecintaan terhadap budaya sendiri pada generasi muda serta mengarahkan mereka pada kegiatan positif agar terhindar hal-hal negatif,” ujarnya.
Berkaitan dengan proses latihan, kata Nazar, mengumpulkan peserta tidak sulit karena langsung berhubungan dengan setiap gampong (desa). Awalnya, mereka berlatih di desa masing-masing, kemudian disatukan di kecamatan lalu disatukan kembali secara menyeluruh berjumlah 2.019 orang.
“Di kecamatan sudah disediakan pelatih khusus utusan DKA-Abdya yang sudah diarahkan oleh Syeh utama serta koreografer. Lalu para peserta dari setiap kecamatan dibawa ke kabupaten untuk dibentuk formasi. Tidak begitu sulit,” pungkasnya.
Sejumlah anak muda menari Rapai Geleng dalam memperingati HUT ke-74 RI,  di Aceh Barat Daya. Foto: Zuhri Noviandi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah anak muda menari Rapai Geleng dalam memperingati HUT ke-74 RI, di Aceh Barat Daya. Foto: Zuhri Noviandi/kumparan
ADVERTISEMENT
Tokoh seniman Rapai Geleng Abdya, Nasruddin atau akrab disapa Syeh Yong Bujang Juara, yang menjadi vokalis pengiring syair penari, mengatakan, kesenian Rapai Geleng lahir dari desa Seuneulop, kecamatan Manggeng pada tahun 1952. Dan hingga saat ini, tarian tersebut masih tetap dirawat dan dilestarikan oleh masyarakat.
“Dulunya Rapai geleng ini kalau di desa-desa kerap dimainkan setiap ada kegiatan seperti panen padi, hari besar keagamaan, dan pesta pernikahan. Dulunya rapai ini juga merupakan sebagai media dakwah menyampaikan pesan-pesan nilai agama,” katanya.
Di tubuh Rapai Geleng mengandung syair-syair salawat kepada Rasulullah, salam untuk para tamu, dan nasehat. Kata Syeh Yong, kesenian Rapai Geleng merupakan perpaduan dari dua tarian yaitu dari Rapai Debus dan Dalail Khairat.
Sejumlah anak muda menari Rapai Geleng dalam memperingati HUT ke-74 RI, di Aceh Barat Daya. Foto: Zuhri Noviandi/kumparan
“Dari kesenian Rapai Debus diambil sisi Rapainya, dan Gelengnya dari Dalail Khairat. Jadi dari kesenian tradisi itu dipadukan menjadi namanya Rapai Geleng. Dulu dimainkan di pesantren-pesantren dan berkembang hingga ke desa-desa,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Perkembangan Rapai Geleng khususnya di Abdya terawat dengan baik, hampir di setiap desa mempunyai grup atau sanggar Rapai Geleng. Para penari mulai dari tinggal SD, SMA, hingga orang dewasa.
“Harapan saya penampilan Rapai Geleng ke depan dapat memecahkan rekor muri dengan menampilkan penari dalam jumlah banyak lagi. InsyaAllah itu target kita, mohon dukungan dari semua pihak,” pungkasnya.
Sejumlah anak muda menari Rapai Geleng dalam memperingati HUT ke-74 RI, di Aceh Barat Daya. Foto: Zuhri Noviandi/kumparan
Sejumlah anak muda menari Rapai Geleng dalam memperingati HUT ke-74 RI, di Aceh Barat Daya. Foto: Zuhri Noviandi/kumparan
Sementara itu, Bupati Aceh Barat, Akmal Ibrahim, menilai penampilan Rapai Geleng pada momen peringatan 17 Agustus ini menghidupkan seni dasar asli Abdya. Menghidupkan aktivitas anak-anak muda lebih banyak dengan target utama terhindar dari pengaruh narkoba.
“Ada aktivitas seni, agama, macam-macam yang produktif. Jadi mereka itu kita ciptakan berbagai aktivitas agar peluang kejahatan seperti narkoba bisa hilang, itu intinya,” kata Akmal.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT