2.500 Warga Palestina Batal Naik Haji Imbas Blokade Israel di Rafah

16 Juni 2024 15:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Umat muslim Palestina berangkat untuk ibadah haji dari Jalur Gaza selatan pada 12 Juni 2023. Foto: Said Khatib/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Umat muslim Palestina berangkat untuk ibadah haji dari Jalur Gaza selatan pada 12 Juni 2023. Foto: Said Khatib/AFP
ADVERTISEMENT
Serangan Israel di Gaza dan blokadenya di perbatasan Rafah telah menghalangi 2.500 warga Palestina untuk menunaikan ibadah haji tahun ini. Hal itu disampaikan Kementerian Wakaf di Jalur Gaza, Jumat (14/6).
ADVERTISEMENT
Juru Bicara Kementerian, Ikrami Al-Mudallal, mengecam situasi ini sebagai pelanggaran terhadap kebebasan beragama dan hukum kemanusiaan internasional.
Dikutip dari kantor berita lokal Turki, Anadolu, Al-Mudallal menjelaskan bahwa konflik telah menghambat kementerian dalam menyelesaikan persiapan haji, seperti menandatangani kontrak transportasi di Mesir dan Arab Saudi hingga pemesanan akomodasi di Makkah dan Madinah.
"Penutupan penyeberangan Rafah dan konflik yang sedang berlangsung telah menghentikan 2.500 jemaah Gaza, termasuk misi pendampingnya, untuk melakukan perjalanan haji," ujarnya, seperti dikutip dari Anadolu.
Jumlah itu mewakili 38 persen dari total 6.600 jemaah haji Palestina. Kementerian Wakaf telah melakukan kontak dengan otoritas terkait di Arab Saudi dan Mesir untuk mencari solusi agar para jemaah Gaza dapat menunaikan ibadah haji.
ADVERTISEMENT
Merespons isu ini, Al-Mudallal menegaskan bahwa jemaah yang terkena dampak akan mendapatkan prioritas untuk menunaikan haji tahun depan.
Raja Salman bin Abdulaziz hadir melalui tautan video KTT virtual G20 dari Riyadh, Arab Saudi, Kamis (26/3). Foto: Bandar Algaloud/Courtesy dari Pengadilan Kerajaan Saudi/Handout melalui REUTERS
Tahun ini, Raja Saudi Salman bin Abdulaziz telah menampung 500 jemaah dari keluarga yang terbunuh dan terluka di Gaza. Namun, alokasi ini diberikan kepada keluarga di luar Jalur Gaza.
"Isyarat ini memungkinkan mereka yang telah meninggalkan Gaza untuk menunaikan ibadah haji, menjaga hak Gaza untuk mendapatkan isyarat kerajaan," kata Al-Mudallal.
Pada 6 Juni lalu, raja Saudi telah memerintahkan untuk menampung 1.000 jemaah haji dari keluarga Gaza yang terbunuh dan terluka sebagai bagian dari Program Tamu Haji dan Umrah Kementerian Urusan Islam Saudi.
Para peziarah dipilih dari mereka yang meninggalkan Gaza karena perang atau untuk perawatan medis.
ADVERTISEMENT
Pada Maret 2023, Kementerian Wakaf di Jalur Gaza mengadakan undian untuk memilih jemaah haji 2023 dan 2024 karena terbatasnya slot dan blokade Israel yang sedang berlangsung. Undian itu memprioritaskan orang lanjut usia dan orang sakit.
Kementerian Wakaf mengecam situasi ini sebagai pelanggaran nyata terhadap kebebasan beragama dan hukum kemanusiaan internasional.