Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
28 Ramadhan 1446 HJumat, 28 Februari 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

ADVERTISEMENT
Sebanyak dua anak di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, meninggal dunia setelah terjangkit demam berdarah dengue (DBD). Keduanya berusia 10 tahun dan 5 tahun.
ADVERTISEMENT
"Yang meninggal dunia masih kecil, usia 10 dan 5 tahun," jelas Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty, kepada wartawan Kamis (29/2).
Lanjutnya, selama dua bulan terakhir ini ada 220 warga yang terkena DBD di Gunungkidul.
"Dari 220 orang ini ada dua orang meninggal dunia," bebernya.
Saat ini penyuluh tingkat puskesmas terus mensosialisasikan kepada masyarakat agar melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yakni menguras, menutup, mengubur (3M plus) secara serentak.
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di masyarakat juga terus didorong supaya perkembangbiakan nyamuk bisa dicegah.
Kasus DBD di Gunungkidul terjadi peningkatan dibanding tahun lalu. Pada 2023 lalu ada 260 orang terjangkit dengan 1 meninggal dunia.
Namun, pada 2022 terdapat 457 kasus DBD dengan 3 orang meninggal dunia. Sementara pada 2021 ada 189 kasus dengan 3 meninggal dunia.
ADVERTISEMENT