2 Begal Bersajam di Bandung Ditangkap, Tebas Tangan Korban Pakai Golok

17 Februari 2025 14:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Polisi menunjukkan tersangka dan barang bukti kasus pembegalan saat konpers di Polrestabes Bandung, Senin (17/2/2025). Foto: Robby Bouceu/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Polisi menunjukkan tersangka dan barang bukti kasus pembegalan saat konpers di Polrestabes Bandung, Senin (17/2/2025). Foto: Robby Bouceu/kumparan
ADVERTISEMENT
CA (31 tahun) dan SP (26) ditahan polisi karena melakukan pembegalan dengan senjata tajam (sajam) di Jalan Soma, Kiaracondong, Bandung, pada Sabtu (15/2). Korbannya adalah wanita berinisial NR.
ADVERTISEMENT
Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Budi Sartono menjelaskan peristiwa ini terjadi saat NR pulang kerja dari SPBU, sekitar pukul 05.30 WIB. Korban yang sedang berjalan di lokasi kejadian yang sepi tiba-tiba dipepet oleh sepeda motor dan tasnya diambil paksa.
Korban sempat melawan. Namun pelaku segera mengeluarkan golok untuk memotong tas korban. Golok itu juga mengenai tangan korban.
“Jadi korban ada luka kurang lebih 4 jahitan,” kata Budi saat konferensi pers di Mapolrestabes Bandung, Senin (17/2).
Usai mengambil tas, pelaku yang berboncengan dengan motor langsung kabur. Aksi kriminal ini terekam CCTV dan videonya sempat beredar di media sosial. Polisi yang mengetahui informasi itu langsung bergerak.
Keesokan harinya, pada Minggu (16/2), CA ditangkap di daerah Kiaracondong. Kemudian dari pemeriksaan, tersangka lainnya SP (26) juga berhasil diciduk di kawasan Kosambi.
ADVERTISEMENT
Dari tangan para pelaku, polisi mengamankan satu unit sepeda motor yang digunakan untuk melancarkan aksinya, golok, uang tunai Rp 20 ribu, sejumlah kartu ATM, dan kartu BPJS.
Uang tersebut menurut Budi merupakan nominal yang tersisa. Semula uang yang terdapat dalam tas korban adalah Rp 200 ribu.
Budi melanjutkan, kepada dua tersangka masih dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Keduanya terancam Pasal 365 ayat (1) tentang pencurian dengan kekerasan.
“Ancaman paling lama 9 tahun penjara,” ucap Budi.