Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Massa pengunjuk rasa masih menggelar aksi di depan kantor DPRD Jawa Timur, Kamis (26/9). Namun, di depan Kantor Pelayanan Pajak Pratama yang berjarak sekitar 350 meter dari lokasi aksi, terjadi insiden pelemparan molotov.
ADVERTISEMENT
Sekelompok anak di bawah umur melempari aparat keamanan dengan botol kaca yang diduga bom molotov. Terhitung tiga kali anak-anak tersebut melempar molotov ke arah aparat.
Satu molotov dilempar ke arah mobil yang diparkir di pinggir jalan, sedangkan dua lainnya dilempar ke tengah jalan. Beruntung, api menyala kecil dan langsung dipadamkan oleh warga di lokasi. Tak hanya itu, gerombolan bocah terus melemparkan batu-batu ke arah aparat, lantas melarikan diri.
Sejumlah aparat kepolisian, Satpol-PP dan Linmas, lantas mencari pelaku pelemparan. Petugas mendapati dua anak yang diduga penyerang polisi dan langsung digiring untuk diamankan.
Salah seorang di antaranya, nampak kesakitan lantaran kepanasan tak memakai alas kaki. Ia juga menangis. Kemudian, petugas menggendongnya untuk diinterogasi.
ADVERTISEMENT
"Ojok (jangan) ditarik Pak, sikilku (kakiku) panas," ujar bocah yang belum diketahui identitasnya itu sambil menangis.
Sementara itu, seorang polisi berseragam preman kemudian mendesaknya dengan pertanyaan. Namun, ia menangis dan enggan menjawab.
"Kamu kenapa tadi ngelempar-lempar gitu?” desak polisi.
Kedua anak tersebut diamankan bersama pecahan botol. Bekas pecahan molotov tersebut terdapat sumbu berupa kain yang gagal terbakar. “Ini ya ada sumbunya, ini molotov," tandas seorang polisi dengan menunjukkan barang bukti pecahan botol.