2 Bocah Perempuan di Sumut Tewas Tenggelam di Bekas Galian Tanah Urukan

21 September 2021 10:51 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lokasi dua bocah di Sumut ditemukan tenggelam di bekas kolam galian. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Lokasi dua bocah di Sumut ditemukan tenggelam di bekas kolam galian. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Dua bocah di Kecamatan Galang, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut), bernama Fahira Chairunisa (8) dan Suci Ramadani (8), tewas tenggelam di bekas galian tanah urukan. Jasad keduanya ditemukan warga dalam keadaan mengapung.
ADVERTISEMENT
Kapolsek Galang AKP RGM Hutagalung mengatakan, peristiwa terjadi di Desa Pisang Pala, Senin (20/9). Korban ditemukan warga sekitar pukul 14.00 WIB.
Peristiwa bermula saat ibu dari Fahira, mencari anaknya. Lalu dia bertemu warga bernama Abdul Haris, yang membantu mencari anaknya.
Lokasi dua bocah di Sumut ditemukan tenggelam di bekas kolam galian. Foto: Dok. Istimewa
Saat mencari di sekitar lokasi bekas galian bekas urukan itu, Abdul Haris melihat jasad Fahira sudah dalam keadaan mengapung. Lubang bekas galian tanah urukan itu diketahui sedalam 1,38 meter.
"Selanjutnya saksi memanggil ibu korban dan bersama saksi-saksi mengangkat korban untuk dibawa ke Klinik Puja, Desa Petumbukan Kecamatan Galang, namun korban sudah terlebih dahulu meninggal dunia," ujar Hutagalung, Selasa (21/9).
Kemudian dari penemuan jasad itu, warga mengatakan bahwa ada satu korban lagi yang tenggelam. Lalu mereka kembali menyusuri lokasi kejadian.
ADVERTISEMENT
"Lalu para saksi menemukan seorang korban lagi yang bernama Suci Ramadani yang masih tenggelam di dasar kolam dengan kedalaman air sekitar 1,55 meter," ujarnya.
Selanjutnya para saksi mengangkat korban dari dasar kolam.
"Untuk penyebab tenggelam diduga kedua korban sedang bermain bersama di sekitaran kolam bekas galian tanah tersebut, hingga terpeleset dan tidak bisa berenang," ujar Hutagalung
Atas insiden ini, kata Hutagalung, keluarga dari kedua korban telah ikhlas. Mereka tak ingin jasad anaknya diautopsi.
"Mereka merasa keberatan untuk dilakukan autopsi," ujar Hutagalung.