2 Ekor Gajah Betina Mati Membusuk di Sumut, Diduga Dibunuh Gajah Jantan

15 April 2022 16:06 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
BBKSDA mengevakusi penemuan 2 bangkai gajah betina di Kabupaten Langkat. Foto: BBKSDA Sumut
zoom-in-whitePerbesar
BBKSDA mengevakusi penemuan 2 bangkai gajah betina di Kabupaten Langkat. Foto: BBKSDA Sumut
ADVERTISEMENT
Sebanyak 2 ekor gajah liar betina ditemukan mati membusuk di Dusun Aras Napal Kanan, Desa Bukit Mas, Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat, Sumut. Gajah itu mati diduga diserang gajah jantan lantaran tidak mau diajak kawin.
ADVERTISEMENT
Plt Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumut, Irzal Azhar, mengatakan, bangkai gajah pertama ditemukan, Minggu (10/4).
“Keberadaan bangkai gajah ini pertama kali dilaporkan oleh pemancing ikan yang melaporkan kepada petugas Resort Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) dan meneruskannya kepada Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Stabat,” ujar Irzal dalam keterangannya, Jumat (15/4).
Saat ditemukan kondisi gajah sudah membusuk di tubuhnya ditemukan banyak luka bekas tusukan.
“Usus gajah juga terburai dengan usus terburai dan caling sudah tidak ditemukan lagi,” ujar Irzal.
Kata Irzal, caling gajah betina yaitu semacam gigi pada gajah yang menonjol. Diduga caling itu diambil seseorang.
“(Bentuk Caling) lebih kecil dari gading, hanya ada di gajah betina. Ya (Diduga diambil orang) karena ada bekas sayatan untuk ambil caling kiri,” ujar Irzal.
BBKSDA mengevakusi penemuan 2 bangkai gajah betina di Kabupaten Langkat. Foto: BBKSDA Sumut
Posisi bangkai gajah berada di hutan produksi terbatas (HPT) yang berbatasan dengan Taman Nasional Gunung Leuser. Jaraknya hanya sekitar 150 meter Gunung Leuser.
ADVERTISEMENT
Lokasi gajah saat ditemukan juga dekat perladangan yang berjarak 20 meter dari jalan lintas desa menuju Dusun Aras Napal. Di sana terdapat arus sungai
“Alur sungai tersebut menjadi jalur gajah untuk keluar masuk ke areal perladangan masyarakat yang berada di dalam HPT,” ujar Irzal.
Selain itu, lokasi penemuan bangkai merupakan kebun milik warga bernama Hutapea. Di sana ditanami tanaman jeruk hingga pisang yang sering menjadi pakan gajah.
Kata Irzal diduga kuat gajah itu mati karena berkelahi dengan gajah lain.
BBKSDA mengevakusi penemuan 2 bangkai gajah betina di Kabupaten Langkat. Foto: BBKSDA Sumut
“Terdapat bekas-bekas tapak gajah yang cukup banyak, berbentuk tidak wajar, terlihat bekas tapak gajah seperti bekas perkelahian,’’ ujarnya.
Dugaan itu menguat berdasarkan keterangan warga yang memiliki kebun di lokasi kejadian, pada Sabtu (9/4). Warga mendengar suara raungan gajah dari lokasi kejadian.
ADVERTISEMENT
“Suara raungan gajah terdengar tidak seperti suara biasa tapi cukup riuh,” ujarnya.
Keesokan harinya warga menemukan gajah sudah menjadi bangkai. BBKSDA lalu melakukan pemeriksaan medis.
“Pada saat dilakukan nekropsi, ditemukan luka tusukan benda tumpul di thorax dan abdomen, vulnusscissum (luka sayatan) benda tajam di caling, memar pada otot (rusuk kanan), luka pada kaki kanan,” katanya.
BBKSDA mengevakusi penemuan 2 bangkai gajah betina di Kabupaten Langkat. Foto: BBKSDA Sumut
Akibat luka tersebut, kata Irzal, mengakibatkan pendarahan pada organ bagian dalam gajah sehingga menyebabkan gajah mati kehabisan darah.
“Bekas tusukan identik dengan bekas tusukan gading jantan dewasa,” ujar Irzal.
Jadi, kata Irzal, sebelum tewas gajah betina tersebut didatangi gajah jantan yang sedang masa musth atau peningkatan hormon.
“Kemudian menyerang dan memaksa untuk kawin, namun gajah betina yang tidak dalam periode estrus atau belum siap untuk kawin melakukan perlawanan sehingga akhirnya menyebabkan kematian gajah etina,” ujar Irzal.
ADVERTISEMENT
Setelah kejadian itu, diduga ada masyarakat yang berupaya mengambil caling gajah dengan benda tajam.
BBKSDA mengevakusi penemuan 2 bangkai gajah betina di Kabupaten Langkat. Foto: BBKSDA Sumut
“Terlihat bekas sayatan pada otot pengikat caling dan caling dipotong dengan terburu-buru sehingga sebagian besar masih tertinggal pada ototnya. Sedangkan caling sebelah kanan masih berada utuh di tubuh gajah,” ujar Irzal.
Selanjutnya BBKSDA mengubur gajah di lokasi kejadian. BBKSDA juga melakukan pengambilan sampel berupa isi dan bagian lambung gajah, untuk dilakukan uji toksik ke laboratorium.
Irzal juga menjelaskan saat mengevakuasi gajah pertama, petugas mendapat informasi tidak jauh dari lokasi pertama, ada bangkai gajah betina lainnya.
“Petugas melakukan pengecekan ke lokasi Selasa (12/4) dan menemukan kerangka gajah yang sudah membusuk. Kondisi tinggal tulang belulang yang berceceran, terdapat juga sisa-sisa bangkai yang sudah mencair,”ujar Irzal.
ADVERTISEMENT
“Kondisi tulang belulang pun tidak lengkap. Diperkirakan sudah mati lebih dari 6 bulan,”ungkap Irzal
Dari hasil identifikasi forensik gajah diperkirakan masih remaja dan berjenis kelamin betina. Tidak ditemukan caling di lokasi kejadian pada tengkorak kepala juga ditemukan beberapa bekas retakan.
“Hipotesa tim medis, penyebab retakan pada tengkorak kepala adalah akibat dari benturan benda tumpul yang sangat kuat diduga dari gading gajah jantan dewasa,” kata dia.
Dugaan itu semakin kuat lantaran warga sering melihat adanya gajah jantan yang cukup besar.
“Ciri khas gajah ini, ekornya ter potong sehingga dinamai dengan gajah si buntung. Ada juga yang menamainya dengan gajah Sukro.Diduga gajah inilah yang dominan di sekitar lokasi dan sering menyerang serta memaksa gajah betina untuk kawin,” tutup Irzal.
ADVERTISEMENT