Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.0
2 Jam di RS Prasetya Husada Malang, Bocah 6 Tahun Ini Meninggal
23 Juni 2023 15:55 WIB
ยท
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Seorang bocah berinisial AGM (6 tahun) meninggal dunia di Rumah Sakit (RS) Prasetya Husada Kabupaten Malang. Ayah korban, Imam Jazuli, curiga ada malapraktik yang dilakukan tenaga kesehatan (nakes).
ADVERTISEMENT
Dua Jam di RS
Imam menjelaskan peristiwa ini berawal saat anaknya mengeluhkan sakit kepala dan diberikan obat penurun panas oleh neneknya pada Senin (12/6).
Keesokan harinya, Selasa (13/6), anak tersebut tidak nafsu makan dan kesehatannya menurun sehingga Imam membawa sang anak ke RS Prasetya Husada.
"Kondisinya terus menurun, tapi masih bisa jalan. Daripada nanti semakin parah, akhirnya saya bawa ke rumah sakit sekitar pukul 23.30 WIB. Saya bawa ke RS Prasetya Husada, ya karena paling dekat dengan rumah," kata Imam, Jumat (23/6).
Di RS, dokter menyatakan AGM mengalami sakit lambung. Namun, pihak keluarga menunggu hasil laboratorium pemeriksaan terkait kepastiannya.
"Setelah itu, anak saya dipasangi infus. Nah saat itu juga tubuh anak saya nampak membaik dan segar, bahkan sempat makan dan minum," kata Imam.
ADVERTISEMENT
Kemudian tiba-tiba AGM mual-mual dan petugas RS pun langsung melakukan observasi.
"Nakesnya bawa dua spet obat dan langsung menyuntikkan cairan ke infus ke anak saya," ujar Imam.
Nah, saat diinfus itu, anak tersebut kejang-kejang dan badannya membiru. Bahkan, kata Imam, sang anak itu sempat berteriak.
Imam tidak tahu obat apa yang disuntikkan ke infus itu.
Menurut Imam, pihak RS tidak meminta persetujuan ke keluarga, langsung saja menyuntikkan obat ke infus tersebut.
Lalu, anak tersebut pun meninggal dunia pukul 00.30, Rabu (14/6). Anak ini hanya dua jam berada di RS (datang pukul 22.30 WIB hari Selasa (13/6)).
Rekam Medis Tidak Presisi
Imam langsung menanyakan kepada pihak RS apa yang sesungguhnya terjadi, obat apa yang diberikan.
ADVERTISEMENT
"Nakes itu menjawab hanya diberi suntik obat lambung," kata Imam.
Pihak keluarga langsung membawa jenazah pulang ke rumah dan dimakamkan pada pagi harinya.
Imam juga tetap meminta penjelasan dari pihak RS Prasetya Husada terkait penyebab kematian anaknya melalui rekam medis.
CCTV Tidak Aktif
Selain itu, saat dimintai rekaman CCTV, pihak RS mengaku CCTV sudah tidak aktif.
Imam pun berharap agar pemerintah atau dinas terkait untuk menindak lanjuti kasus ini.
"Saya mau koordinasi dengan keluarga (untuk menempuh jalur hukum). Saya juga berharap dinas terkait dan pemerintah bisa mengaudit RS itu," kata Imam.
Penjelasan Direktur RS Prasetya Husada
Sementara itu, Direktur RS Prasetya Husada, Prima Evita, mengklaim pihaknya telah menjalankan SOP terhadap penanganan anak tersebut.
ADVERTISEMENT
"Penanganan RS Prasetya Husada atas pasien anak usia 6 tahun setelah kami melakukan audit internal, tidak ditemukan adanya pelanggaran SOP," kata Evita.
Penjelasan juga datang dari Dokter Spesialis Anak RS Prasetya Husada, Agung Prasetyo Wibowo.
Agung menjelaskan, anak tersebut masuk ke ruang IGD dengan kondisi lemas dan keluhan mual.
"Akhirnya pasien diputuskan dinyatakan dehidrasi berat dan dipasangkan infus," kata Agung.
Pihak RS pun, kata Agung, langsung menyuntikkan obat muntah dan lambung ke infus tersebut.
Agung menyebut bahwa tindakan itu merupakan bagian dari kontra-indikasi. Setelah diberikan suntikan dua obat, anak itu langsung kejang-kejang.
Kemudian, tim medis langsung melakukan pemeriksaan denyut jantung dan mendiagnosis bahwa ada gangguan irama jantung.
"Sesuai SOP, dilakukan resusitasi dengan napas bantuan dan pijat jantung. Dilihat memang ada gangguan irama jantung," kata Agung.
ADVERTISEMENT
Agung menyampaikan, pihaknya juga telah memberikan pertolongan melalui resusitasi jantung agar denyut jantung tidak lemah.
Akan tetapi, nyawa anak itu tak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia.