2 Jurus Pemerintah Turunkan Stunting Jadi 14% di 2024

25 Agustus 2020 17:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko PMK Muhadjir Effendy. Foto: Kemenko PMK
zoom-in-whitePerbesar
Menko PMK Muhadjir Effendy. Foto: Kemenko PMK
ADVERTISEMENT
Pemerintah saat ini masih berupaya menekan tingginya angka stunting di Indonesia. Menurut data Bank Dunia, angka stunting di Indonesia saat ini masih di angka 27 persen.
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, pemerintah menargetkan angka stunting bisa turun menjadi 14 persen di 2024.
"Angka stunting kita masih di atas 27 persen sedangkan Bapak Presiden memberikan arahan target pemerintah sampai tahun 2024 angka stunting kita bisa turun sampe 14 persen," kata Muhadjir dalam konpers secara daring, Selasa (25/8).
Muhadjir membeberkan, saat ini ada dua program di Lembaga BKKBN yang tengah direvitalisasi untuk membantu adanya penurunan angka stunting tersebut. Dua program itu kemudian dijelaskan oleh Kepala BKKBN Hasto Wardoyo.
Pertama, kata Hasto, yakni penyuluhan terhadap pasangan agar memberi jarak untuk punya anak, dari anak pertama ke kedua. Hasto menyebut, program ini menekankan adanya jarak kepemilikan anak setidaknya selama 3 tahun.
ADVERTISEMENT
"Kami akan kerja keras untuk buat spacing lebih sukses, artinya jarak antara kelahiran anak pertama dengan berikutnya harus lebih dari 3 tahun," kata Hasto.
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo. Foto: BKKBN
Hasto menyebut, risiko stunting sangatlah besar terlebih berpotensi juga pada lahirnya anak yang mengidap autisme. Hal ini, kata dia, bisa berdampak pada keunggulan demografi yang telah dicanangkan sejak tahun 1970an.
"Stunting dan gangguan mental emosional termasuk autisme sangat mempengaruhi kualitas SDM di mana bonus demografi yang diciptakan dengan perjuangan panjang tahun 70 sampai sekarang mencapai proporsi independensi rasio yang sangat bagus karena hanya 46 angkanya. Nah, itu tak ada gunanya tanpa disertai kualitas SDM yang baik," kata dia.
Sementara cara yang kedua yakni memberikan pemahaman pranikah. Hasto menyebut program ini sangat strategis karena dapat mengedukasi pasangan untuk bisa menghasilkan keturunan yang sehat dan bebas dari stunting.
ADVERTISEMENT
"Ketika kami menyentuh pranikah dan kami memberikan nasihat-nasihat tentang apa itu stunting tentang kesehatan reproduksi yang baik dan siapkan kehamilan yang sehat," kata Hasto.
Hasto mengatakan, saat ini angka pernikahan per tahunnya bisa mencapai 2 juta orang. 80 persen di antaranya memiliki keturunan di tahun pertama pernikahan. Sehingga, upaya penyuluhan ini jadi cara terbaik untuk memastikan pasangan dapat mempersiapkan kualitas keturunan yang dihasilkan kelak.
"Nasihat Pak Menteri untuk kita memberikan persiapan batin dan pranikah ini jadi penting sekali kami akan kerja di hulu berikan konseling pranikah, berikan pencegahan stunting, berikan pemahaman tentang kesehatan reproduksi," pungkas dia.