2 Penyebab Kapal Kodam Jaya Karam: Ombak dan Kebocoran Pipa di Mesin

21 Maret 2018 14:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapal motor cepat (KMC) Komando. (Foto: Dok. KOREM 152/BBL)
zoom-in-whitePerbesar
Kapal motor cepat (KMC) Komando. (Foto: Dok. KOREM 152/BBL)
ADVERTISEMENT
TNI AD mengungkapkan hasil investigasi sementara tenggelamnya Kapal Motor Cepat (KMC) Komando 1605 di perairan Kepulauan Seribu. TNI AD setidaknya menemukan 2 penyebab utama tenggelamnya kapal itu.
ADVERTISEMENT
"Hasil investigasi sementara (tenggelamnya) KMC adalah diakibatkan kebocoan pipa strainer atau fungsi sedot air laut dan tinggi ombak saat itu," kata Asisten Pengamanan KSAD Mayjen TNI Muhammad Nur Rahmat saat konferensi pers di Mabes TNI AD Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Rabu (21/3).
Konpers Hasil investigasi Tank M113 dan KMC (Foto: Reki Febrian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Konpers Hasil investigasi Tank M113 dan KMC (Foto: Reki Febrian/kumparan)
Nur Rahmat menjelaskan, Kapal Komando milik Batalyon Bekang IV Air Ditbekangdam itu berangkat dari dermaga pada Senin (12/3) sekitar pukul 07.00 WIB. Kapal membawa personel yang akan menyiapkan bakti sosial dalam rangka HUT ke-72 Persit.
"Berdasar investigasi awal dapat disampaikan bahwa KMC Komando 1605 telah dilakukan pengecekan pada 9 Maret 2018 dan dinyatakan kapal baik untuk berlayar," jelas dia.
Kapal TNI tenggelam. (Foto: Youtube/Raja Aspal)
zoom-in-whitePerbesar
Kapal TNI tenggelam. (Foto: Youtube/Raja Aspal)
Tapi, pada pukul 11.00 WIB, ada gelombang tinggi yang menghantam kapal. KMC Komando akhirnya tenggelam.
ADVERTISEMENT
"Dari keterangan ABK, air masuk ruang mesin lewat pipa.
Tinggi gelombang 2-3 meter. Ini jadi sebab masuknya air laut ke ruang mesin," tutur Nur Rahmat.
"Sehingga nakhoda mematikan mesin yang mengakibatkan kapal tenggelam perlahan," ucap dia.
Nur Rahmat memastikan, data yang disampaikan hari ini merupakan hasil investigasi sementara. Keseluruhan investigasi akan disampaikan saat kapal sudah berhasil dievakuasi dari dasar laut.
"Investigasi sepenuhnya baru bisa dilakukan saat kapal berhasil diangkat," pungkas Nur Rahmat.