2 Polisi yang Bertugas untuk Misi PBB di Mali Tewas Diserang Kelompok Bersenjata

17 Desember 2022 4:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang tentara Inggris dari United Nations Multidimensional Integrated Stabilization Mission in Mali (MINUSMA) Long Range Reconnaissance Group (LRRG). Foto: FLORENT VERGNES/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Seorang tentara Inggris dari United Nations Multidimensional Integrated Stabilization Mission in Mali (MINUSMA) Long Range Reconnaissance Group (LRRG). Foto: FLORENT VERGNES/AFP
ADVERTISEMENT
Dua polisi yang bertugas dengan misi MINUSMA (Misi Multidimensional Stabilisasi Terpadu) PBB di Mali tewas dan empat lainnya terluka pada Jumat (16/12). Hal itu diungkapkan MINUSMA lewat media sosialnya.
ADVERTISEMENT
"Patroli polisi PBB diserang pada 16 Desember di Timbuktu (utara Mali). Dua petugas kepolisian kami, termasuk seorang wanita, kehilangan nyawa dan empat lainnya luka-luka, salah satunya luka serius," kata MINUSMA lewat akun Twitter, dikutip dari AFP, Sabtu (17/12), dan "mengutuk keras" pertumpahan darah.
Mali bergulat dengan pemberontakan jihadis sejak 2012. Sejak saat itu, ribuan orang tewas dan ratusan ribu lainnya meninggalkan rumah mereka. Masa depan MINUSMA pun diragukan karena kekerasan berkecamuk di wilayah tengah, utara, dan timur Mali.
Mali mengalami kudeta militer pada Agustus 2020, kemudian diikuti pengambilalihan kedua pada Mei 2021.
Sementara itu, Jerman mengatakan pasukannya akan tetap berada di Mali dalam penempatan MINUSMA sampai 2024 hanya jika junta militer mengizinkan mereka untuk beroperasi secara bebas dan pemilihan diadakan. Berdasarkan data Berlin, Jerman memiliki sekitar 1.100 pasukan di Mali.
ADVERTISEMENT
Jerman merupakan negara ketujuh yang memutuskan untuk menghentikan atau menangguhkan partisipasinya dalam misi PBB beberapa bulan terakhir ini. Militer Jerman telah berada di Mali sejak 2013, dengan jumlah pasukan yang menjadi bagian misi MINUSMA sebanyak 1.400 orang yang sebagian besar berbasis di utara Gao.
Namun, pasukan Jerman di Mali menghadapi kesulitan yang meningkat selama beberapa bulan terakhir, berulang kali harus menangguhkan patroli pengintaian setelah junta militer menolak hak penerbangan.