2 Saksi Kasus Kematian Mahasiswa UKI Beberkan Ada Pemukulan di Kepala

30 April 2025 14:05 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rapat Dengar Pendapat Kematian Mahasiswa UKI di Komisi III DPR RI, Jakarta Pusat, Rabu (30/4/2025). Foto: Rayyan Farhansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Rapat Dengar Pendapat Kematian Mahasiswa UKI di Komisi III DPR RI, Jakarta Pusat, Rabu (30/4/2025). Foto: Rayyan Farhansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Fakta baru terkait kasus kematian Mahasiwa Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta Timur, Kenzha Ezra Walewangko, diungkap dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Komisi III DPR RI.
ADVERTISEMENT
Dalam rapat yang digelar Rabu (30/4), dua orang saksi yang dibawa pihak keluarga, Eril dan Eliza Gilbert, menjelaskan apa yang mereka ketahui saat malam kejadian.
Keduanya juga telah menjalani pemeriksaan sebagai saksi di Mapolda Metro Jaya.
Eril, saksi yang mengaku berada di lokasi sejak awal kejadian, menjelaskan bahwa awalnya situasi di kampus masih kondusif. Namun, ketegangan mulai muncul saat korban dalam keadaan mabuk dan mulai berteriak-teriak, hingga akhirnya terjadi keributan.
Eril juga menyebut bahwa ketegangan memuncak saat seorang teman korban menegurnya untuk pulang dengan bentakan.
Dua Saksi Kunci yang Memberikan Kesaksiannya atas Kematian Mahasiswa UKI dalam Rapat Dengar Pendapat di Komisi III DPR RI, Jakarta Pusat, Rabu (30/4/2025). Foto: Rayyan Farhansyah/kumparan
“Situasi sudah mulai tidak kondusif dan ada beberapa sekuriti yang datang,” ungkapnya.
Ia mengaku berinisiatif untuk membawa korban menjauh dari lokasi keributan, namun di tengah perjalanan, situasi semakin tak terkendali.
ADVERTISEMENT
“Saya ditarik oleh saudara Eliza ke belakang dan saya tidak melihat lagi apa yang terjadi di situ,” kata Eril saat ditanya apakah ia melihat korban dipukul.
Saksi lainnya bernama Eliza mengaku melihat langsung aksi kekerasan yang terjadi terhadap korban.
Ia menyatakan bahwa korban sempat menggoyang-goyangkan pagar, lalu diamankan oleh sekuriti. Namun, situasi memburuk saat tiga orang diduga pelaku kekerasan—Geri, Thomas, dan Elon—menghampiri korban.
“Geri, Thomas, dan Elon ini menghampiri korban untuk meminta keterangan. Kenapa lo masih teriak-teriak seperti itu? Tidak lama kemudian, si Geri memukul dia. Memukul korban,” ujar Eliza.
Komisi III DPR RI rapat dengar pendapat dengan Dirreskrimum Polda Jabar, Kuasa Hukum Pemain Sirkus dan Pengelola Taman Safari Indonesia di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (21/4/2025). Foto: Haya Syahira/kumparan
Tak hanya itu, Eliza menyebut aksi kekerasan berlanjut bahkan setelah korban sudah di atas motor saat ingin dibawa ke IGD oleh salah satu petugas keamanan.
ADVERTISEMENT
“Saya melihat Thomas ini lepas dari jeratan sekuriti, berlari ke arah korban. Sampai akhirnya saya mendengar suara tulang ketemu tulang. Kencang sekali,” ujarnya
“Sampai akhirnya korban jatuh, kepala korban sampai dibenturkan ke atas aspal,” lanjut Eliza.
Ia menambahkan bahwa kepala korban dibenturkan sebanyak tiga kali, di bagian kepala belakang sebelah kanan. Setelah itu, korban tidak sadarkan diri, dan sempat diperiksa oleh sekuriti.
“Saya bilang, Pak, udah nih angkat aja. Soalnya korban ini sudah knock out. Mata hitamnya sudah di atas,” katanya.
Eliza juga mengungkap adanya dugaan penghapusan bukti oleh beberapa pihak. Ia menyaksikan tiga orang mendatangi seorang bapak-bapak yang diduga merekam kejadian dan memaksanya menghapus rekaman dari galeri dan tempat sampah.
ADVERTISEMENT
“Kalau dari dugaan saya, dia itu adalah karyawan kampus,” ujar Eliza
Konferensi Pers Polres Jakarta Timur Kasus Mahasiswa UKI, di Polres Jakarta Timur, Kamis (24/4). Foto: Rayyan Farhansyah/kumparan
Sebelumnya diberitakan, berdasarkan metode Scientific Crime Investigation, polisi menyatakan Kenzha meninggal karena tertimpa pagar setelah terjatuh ke selokan kering, akibat minum minuman beralkohol. Tidak ada indikasi penganiayaan.
“Sesuai dengan hasil upaya maksimal penyelidikan yang telah dilakukan oleh penyelidik Polres Metro Jakarta Timur dengan ini kami nyatakan bahwa kasus ini akan kami hentikan,” kata Kapolres Jakarta Timur Kombes Nicolas Ary Lilipaly saat konferensi pers di Mapolres Jaktim, Kamis (24/4).
Polres Jakarta Timur juga menegaskan penyelidikan kasus kematian Ezra telah dilakukan secara maksimal dan transparan.
"Penyelidik Polrestro Jaktim telah melakukan press conference pada tanggal 24 April 2025 dan sudah menyampaikan/menyajikan hasil kinerja secara maksimal dari penyelidik Polrestro Jaktim pada tahap penyelidikan secara transparan," ujar Kapolres Jakarta Timur, Kombes Pol Nicolas Ary Lilipaly, dalam keterangannya, Sabtu (26/4).
ADVERTISEMENT