2 Siswa Indonesia Ikut Festival IFLC Secara Daring

27 Oktober 2020 20:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Indonesia meriahkan IFLC dalam pesan perdamaian dan persaudaraan.
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Dua siswa Indonesia menjadi wakil dalam ajang International Language and Culture Festival (IFLC) ke-1. Ajang mempertemukan anak muda dari berbagai negara di dunia dengan tema "Friendship, Dialogue and Brotherhood".
ADVERTISEMENT
Kegiatan yang diselenggarakan secara daring, Sabtu (24/10) tersebut membawa pesan perdamaian dan hak-hak asasi manusia (HAM).
Perwakilan Indonesia dalam ajang tersebut bernama Jangli Safira Early Ramadhani kelas 8 dari Semesta High School dan Regan Arrozaq Hamdani kelas 6 dari Semesta Elementary school.
Kedua siswa itu menyampaikan pesan perdamaian dunia dan menggambarkan kesulitan yang dialami orang-orang yang meninggalkan Turki melalui berbagai cara karena menderita dan disiksa.
Indonesia meriahkan IFLC dalam pesan perdamaian dan persaudaraan. Foto: Dok. Istimewa
Lebih dari 200 siswa dari 40 negara berpartisipasi dalam program yang disiarkan di YouTube. Para pecinta seni menunjukkan minat yang besar pada acara tersebut melalui platform seperti Facebook, Twitter dan Instagram.
Dalam ajang online tersebut, mahasiswa dari 20 negara menciptakan koreografi bersama dan tampil di berbagai proyek. Diselenggarakan pertama kali di internet, festival ini disaksikan langsung oleh puluhan ribu orang di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
Acara tersebut makin menarik karena menghadirkan pembawa acara Bill Timoney, seorang aktor Amerika yang terkenal di kalangan pecinta seni dan terkenal dengan perannya dalam "The Blacklist", yang ditayangkan di Netflix dengan serial TV-nya "Hunters".
Indonesia meriahkan IFLC dalam pesan perdamaian dan persaudaraan. Foto: Dok. Istimewa
Proyek lainnya yang menarik adalah pesan HAM yang dikemas dalam lagu rap dan dinyanyikan dalam bahasa Turki dan Jerman. Penampilan itu menyentuh isu pada aspek demokrasi, hukum, dan kebebasan. Membawa pesan bahwa manusia tidak boleh dipisahkan menurut bahasa, agama dan warna kulit.
Anggota parlemen federal Jerman Gisela Manderla, Thomas Hitschler, Karl Heinz Brunner, Ulla Schmidt, Michaela Noll dan Martin Patzelt mengirimkan ucapan selamat dan pesan dukungan untuk program tersebut.
"Saya menemukan ide menyatukan orang-orang muda untuk musik, lagu, tarian, bahasa, dan semua hal yang baik begitu indah, untuk menghilangkan penghalang dan tembok di kepala beberapa orang," kata anggota parlemen dalam pesannya seperti dikutip dari BoldMedya.
ADVERTISEMENT
IFLC ke-18 pada 2020 diramiakan pula oleh kaum muda dari seluruh dunia, mulai dari Amerika Serikat (AS) hingga Belarusia, Australia hingga Kenya, tampil dalam bahasa mereka sendiri dan dalam bahasa Turki.