2 Siswa SMP di Yogya yang Bacok Siswa SMA Harus Tetap Dapat Pendidikan

2 Desember 2019 13:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Polisi tangkap pelaku pembacokan di Yogyakarta, Jawa Tengah. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Polisi tangkap pelaku pembacokan di Yogyakarta, Jawa Tengah. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Yogyakarta prihatin dengan kasus pembacokan yang dilakukan oleh dua siswa SMP swasta di Yogyakarta, Minggu (1/12). Dua siswa masing-masing RK (15) dan RD (14) ditetapkan sebagai tersangka atau anak berhadapan dengan hukum (ABH) dalam kasus pembacokan.
ADVERTISEMENT
Sekretaris Disdik Kota Yogyakarta Dedi Budiono mengaku baru mengetahui kabar tersebut. Dia menjelaskan bahwa kasus hukum dan akademik pelaku harus dipisahkan, dan hak pendidikan keduanya harus terjamin.
"Biasanya dipisahkan antara persoalan akademik dengan persoalan kriminalnya. Kalau ada muatan kriminalnya ditangani oleh kepolisian. Tapi kalau masalah pendidikannya tetap kita tangani," kata Dedi saat dikonfirmasi, Senin (2/12).
Dedi mengatakan pihaknya harus menjamin anak-anak tersebut mendapat pendidikan. Justru jika ditinggalkan, kepada siapa lagi mereka akan bergantung.
"Bahkan ada (kasus) masuk penjara anak di Gunungkidul itu kita tetap layani pendidikannya. Gurunya ke sana, ujian juga kita layani," kata Dedi.
Ilustrasi Pembacokan Foto: Andina Dwi Utari/kumparan
Terkait apakah anak tersebut akan dikeluarkan dari sekolah, Dedi mengatakan itu merupakan mekanisme sekolah masing-masing. Namun, pihaknya siap menampung di sekolah yang lain.
ADVERTISEMENT
"Setiap sekolah punya tata tertib standar di sekolah sda batasan-batasan tapi saya nggak tahu dikeluarkan atau tidak. Kalau di keluarkan, tidak masalah kita menampung di sekolah yang lain," ujar dia.
Dedi mengatakan upaya preventif telah dilakukan pihaknya. Namun harus ada kerjasama antara tiga elemen yaitu sekolah, orang tua, dan masyarakat.
"Beberapa waktu yang lalu kita mulai ada kegiatan persahabatan segala macam untuk menekan tingkat kenakalan yang ada di Jogja. Kalau itu masih terjadi kami sangat prihatin," kata Dedi.
"Ya kalau preventif kita namanya nangani anak paling tidak ada di tiga tempat satu di sekolah, dua keluarga, tiga di masyarakat. Preventif kita akan ciba optimalkan peran orang tua untuk parenting jadi karena kan sebagian waktu anak kebanyakan di keluarga dan masyarakat, jadi harus kita bareng-bareng menggarapnya tidak hanya di sekolah tok harus melibatkan keluarga dan masyarakat sekitar agar punya kepedulian terhadap hal ini," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
kumparan lantas mendatangi sekolah RK dan RD di Kecamatan Umbulharjo. Namun sayangnya kepala sekolah sedang tidak berada di tempat. Petugas di sekolah tidak bersedia membagi nomor telepon kepala sekolah kepada wartawan.