2 Terdakwa Pemutilasi Mahasiswa UMY Divonis Mati

29 Februari 2024 13:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sidang vonis 2 terdakwa pembunuhan dan mutilasi mahasiswa UMY. Dok: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sidang vonis 2 terdakwa pembunuhan dan mutilasi mahasiswa UMY. Dok: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pengadilan Negeri Sleman menggelar sidang putusan kasus pembunuhan dan mutilasi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Redho Tri Agustian (20), Kamis (29/2).
ADVERTISEMENT
Dalam sidang tersebut dua terdakwa yakni Waliyin (29) dan Ridduan (38) divonis hukuman mati. Vonis ini sesuai dengan tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU).
"Satu menyatakan terdakwa 1 Waliyin bin Kodrat almarhum dan terdakwa 2 Ridduan alias Iwan bin Iis Iskandar telah terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana secara bersama-sama melakukan pembunuhan berencana sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 340 KUHP juncto 55 ayat 1 kesatu KUHP sebagaimana dakwaan kesatu primer penuntut umum," jelas Hakim Ketua Cahyono dalam amar putusannya.
Sidang vonis 2 terdakwa pembunuhan dan mutilasi mahasiswa UMY. Dok: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
"Dua, menjatuhkan pidana terhadap terdakwa 1 Waliyin bin Kodrat almarhum dan terdakwa 2 Ridduan alias Iwan bin Iis Iskandar oleh karena itu masing-masing dengan pidana mati," katanya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, hakim memerintahkan kepada terdakwa agar tetap ditahan sebelum dieksekusi hukuman mati.
Sementara itu barang bukti seperti baju hingga ponsel dirampas untuk dimusnahkan. Serta satu sepeda motor dirampas untuk negara.
Sidang vonis 2 terdakwa pembunuhan dan mutilasi mahasiswa UMY. Dok: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Atas putusan ini, penasihat hukum kedua terdakwa yakni Sri Karyani menyatakan pikir-pikir.
"Terima kasih yang mulia. Setelah kami koordinasi dengan para terdakwa atas putusan yang telah dibacakan oleh majelis hakim, kami menyatakan pikir-pikir," kata Sri Karyani.
Hal yang sama juga disampaikan Jaksa Penuntut Umum Hanifah yakni pikir-pikir. "Sikap yang sama, juga pikir-pikir," kata Hanifah.
Ridduan (kiri) dan Waliyin. Dok: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan