2 Teroris Serang Mapolda Sumut, 1 Polisi Tewas

25 Juni 2017 8:48 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi teroris. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi teroris. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
2 pria mencoba melakukan penyerangan di Markas Polda Sumatera Utara pada Minggu (25/6) dini hari. Seorang anggota polisi yang sedang berjaga di pos penjagaan tewas akibat serangan itu.
ADVERTISEMENT
Serangan itu dilakukan oleh dua pelaku pada pukul 03.00 WIB. Kedua pelaku menyusup masuk di Pos II yang berada di dekat gerbang masuk Mapolda Sumut.
“Tadi jam 03.00 WIB ada serangan terduga teroris. Jadi dua orang melompat pagar di penjagaan Polda Sumut. Kemudian menyerang salah satu pos,” kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Setya Wasisto.
Di pos penjagaan, pelaku langsung menyerang 2 orang anggota piket, yaitu Aiptu M. Sigalinging dan Brigadir E. Ginting.
Perkelahian terjadi antara petugas dan para pelaku. Selain menyerang, pelaku mencoba membakar pos penjagaan.
Aiptu M Sigalinging tertusuk pisau pelaku. Dia langsung terjatuh.
Aiptu Sigalinging kemudian berteriak meminta bantuan. Anggota Brimob yang berjaga di pos 1 kemudian datang dan langsung melayangkan tembakan peringatan.
ADVERTISEMENT
Namun, pelaku tidak menghiraukan dan terus menyerang. Anggota Brimob Brigadir Novendri Sinaga, Bharatu Lomo Simanjuntak, dan Brigadir Karo Sekali, melakukan tembakan terhadap kedua pelaku.
Selanjutnya, kedua pelaku dapat diamankan dengan kondisi satu orang meninggal dunia, dan satu orang dalam keadaan hidup.
Sayangnya, nyawa Aiptu Sigalinging tidak tertolong. Aiptu Sigalinging tewas akibat luka tusukan di leher.
“Yang diserang ini yang di dalam pos yang sedang istrirahat, pada saat diserang anggota atas nama Aiptu Martua Sigalingging gugur karena ditikam dengan senjata tajam,” jelas Setyo.
Pelau teror tersebut diduga terkait jaringan Bahrun Naim. Mereka melakukan aksi atas perintah Bahrum Naim yang berada di Suriah.
Berikut kronologi penyerangan teroris tersebut:
Sabtu (24/6), pukul 18.00 WIB
ADVERTISEMENT
Pos 2 VIP dan Pos 3 penjagaan di Mapolda Sumut ditutup. Hanya Pos 1 yang bisa digunakan untuk keluar masuk.
Minggu (25/6), pukul 03.00 WIB
Aiptu M. Sigalinging dan Brigadir E. Ginting sedang beristirahat di Pos 2. 2 rekan mereka sedang melakukan patroli.
Minggu (25/6),pukul 03.00 WIB
Kedua pelaku melompati pagar dan langsung masuk ke Pos 2. Pelaku menyerang Aiptu M. Sigalinging dan Brigadir E. Ginting.
Aiptu M Sigalinging tertusuk di bagian leher. Dia lalu berteriak meminta pertolongan.
Minggu (25/6), sekitar pukul 03.10 WIB
Anggota Brimob Brigadir Novendri Sinaga, Bharatu Lomo Simanjuntak, dan Brigadir Karo Sekali tiba di Pos 2 dan langsung melayangkan tembakan. Namun kedua pelaku tidak menghiraukan dan mencoba membakar pos penjagaan.
ADVERTISEMENT
Polisi lalu melayangkan tembakan ke arah pelaku. Seorang pelaku tewas.
Aiptu M Sigalinging tewas akibat luka tusukan di leher. Sementara kedua pelaku sudah diamankan.
“Satu pelaku masih kritis dan sekarang sedang ditindak lanjuti oleh Densus 88 Polri,” kata Setyo.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian langsung meminta jajarangannya untuk bersiaga menghadapi serangan susulan. Kapolri meminta penjagaan berlapis diberlakukan di semua markas kepolisian. Bahkan, petugas yang berada di lapangan harus mewaspadai teror tabrak mobil yang sedang marak di Eropa.
“Pos pengamanan, pos pelayanan dan pos terpadu yang berada di jalan beri pembatas pengamanan antisipasi teror dengan menabrakkan kendaraan,” kata Kapolri melalui surat perintah kepada seluruh Kapolda yang didapatkan kumparan (kumparan.com), Minggu (25/6).
Kapolri juga meminta jajarannya selalu waspada. Brimob bersenjata lengkap harus disebar ke semua titik penjagaan.
ADVERTISEMENT
“Anggota yang melaksanakan Turbinjali (di tempat-tempat rekreasi) dan pengamanan di jalan minimal dua orang tidak boleh bergerombol dan diamankan Brimob yang bersenjata lengkap,” perintah Kapolri.
Jangan sampai penyerangan terhadap markas kepolisian terulang. Maka dari itu, Tito meminta diberlakukan penjagaan berlapis di semua markas kepolisian.
“Perketat pengamanan Mako dengan mempertebal penjagaan (dari Provos, Sabhara dan Brimob) bersenjata lengkap,” tegas Tito.