2 Ton Apem Disebar di Acara Saparan Ki Ageng Wonolelo di Sleman

16 Agustus 2024 19:09 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dua ton apem berterbangan di kawasan makam Ki Ageng Wonolelo Dusun Pondok Wonolelo, Widodomartani, Kapanewon Ngemplak, Kabupaten Sleman, Jumat (16/8) sore. Apem disebar dari atas panggung dalam rangkaian upacara Adat Saparan Ki Ageng Wonolelo. Foto: Arfiansyah Panji P/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Dua ton apem berterbangan di kawasan makam Ki Ageng Wonolelo Dusun Pondok Wonolelo, Widodomartani, Kapanewon Ngemplak, Kabupaten Sleman, Jumat (16/8) sore. Apem disebar dari atas panggung dalam rangkaian upacara Adat Saparan Ki Ageng Wonolelo. Foto: Arfiansyah Panji P/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebanyak dua ton kue apem ditebarkan di kawasan makam Ki Ageng Wonolelo Dusun Pondok Wonolelo, Widodomartani, Kapanewon Ngemplak, Kabupaten Sleman, Jumat (16/8) sore.
ADVERTISEMENT
Apem disebar dari atas panggung setinggi lima meter. Ini merupakan rangkaian akhir dari Upacara Adat Saparan Ki Ageng Wonolelo. Tahun ini merupakan tahun ke-57.
"Saparan Wonolelo ini sudah berlangsung ke-57, tujuan kita adalah mengenang perjuangan Ki Ageng Wonolelo sekaligus mendoakan," kata Ketua Trah Ki Ageng Wonolelo, Kawit Sudiyono, ditemui di lokasi.
Sebelum apem disebar ada acara inti yakni kirab pusaka peninggalan Ki Ageng Wonolelo. Kirab berlangsung dari rumah peninggalan Ki Ageng Wonolelo lalu ke masjid dan berakhir kembali di kawasan Makam Ki Ageng Wonolelo.
Di situ lah, para masyarakat sudah berkumpul menanti.
"Di makam ada doa bersama, tabur bunga, kemudian sebar apem," ujarnya.
"Sekitar 2 ton (apem). Untuk gunungan (apem) ada dua," bebernya.
Dua ton apem berterbangan di kawasan makam Ki Ageng Wonolelo Dusun Pondok Wonolelo, Widodomartani, Kapanewon Ngemplak, Kabupaten Sleman, Jumat (16/8) sore. Apem disebar dari atas panggung dalam rangkaian upacara Adat Saparan Ki Ageng Wonolelo. Foto: Arfiansyah Panji P/kumparan
Apem dalam bentuk gunungan juga dikirab. Gunungan ini berbentuk lancip yang melambangkan pencipta alam semesta hanyalah Tuhan Yang Maha Esa.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, apem kata Kawit dalam bahasa Arab yakni affum memiliki makna memaafkan.
"Memaafkan jadi para sepuh itu mengatakan bahwa maafkan lah orang lain sebelum orang lain itu minta maaf kepada kita," jelasnya.
Selain gunungan apem yang turut dikirab adalah peninggalan Ki Ageng Wonolelo seperti Al-quran, potongan mustaka masjid, kemudian baju ontrokusumo, hingga tombak.

Tentang Ki Ageng Wonolelo

Dikisahkan Ki Ageng Wonolelo merupakan sosok penyebar agama Islam. Dia yang juga bernama Syekh Jumadigeno merupakan anak dari Syekh Khaki atau Jumadil Qubro, cucu dari Pangeran Blancak Ngilo, dan cicit dari Prabu Brawijaya V.
"Jadi sesuai dengan peninggalan yang ada, ada Al-quran, ada masjid, ada kopiah, beliau itu penyebar agama Islam waktu itu. Sekitar 1470-an," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Syekh Jumadigeno memiliki dua orang adik, yaitu Syekh Wasibageno dan Panembahan Bodo. Setelah memiliki ilmu yang cukup, beliau ditugaskan untuk menyebarkan agama Islam hingga mendirikan pondok Wonolelo.
Saparan Ki Ageng Wonolelo ini tak hanya bertujuan melestarikan budaya religi, tetapi sektor ekonomi juga berkembang. Masyarakat antusias berjualan di peringatan ini.
"Kita bersyukur bahwa saudara-saudara yang di sekitar kita pada mau berjualan. Terutama jualan apem. Jadi nilai ekonomi semakin tambah," pungkasnya.
Sementara itu, Subek warga Klaten, Jawa Tengah, menyempatkan diri datang bersama istri untuk mengikuti keseruan berebut apem.
"Menarik. Ini saya baru sekali ke sini. Tadi dapat apem satu," kata Subek.
Tak hanya ingin nguri-uri budaya, dia juga berharap dapat keberkahan dari acara ini.
ADVERTISEMENT
"Dengan ikut acara ini harapannya mendapat berkah, sehat selalu, rezeki lancar" pungkasnya.