Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
Dilantik pekan lalu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyatakan lima tahun ke depan akan menjadi tahun sibuk bagi diplomasi Indonesia.
ADVERTISEMENT
Retno mengatakan, dalam periode kedua jabatannya sebagai Menlu, Indonesia akan tergabung dan jadi ketua dalam beberapa organisasi internasional, mulai dari PBB, G20, hingga ASEAN.
Dari semua organisasi internasional tersebut, ASEAN dipastikan Retno akan tetap jadi arusutama dari politik luar negeri Indonesia.
“ASEAN akan tetap jadi sokoguru polugri Indonesia. ASEAN telah mengadopsi ASEAN Outlook on Indo-Pacific, lima tahun ke depan Indonesia ingin memastikan implementasi kerja sama Indo-Pasifik akan berjalan,” ujar Retno kepada awak media di Gedung Pancasila, Kemlu RI, Jakarta Pusat, Selasa (29/10).
“Indonesia juga berencana untuk menjadi tuan rumah ASEAN Indo-Pasifik Infrastructure and Connectivity Forum di 2020,” sambung Retno.
Pada periode 2019-2024, Indonesia juga akan disibukkan dengan berbagai aktivitas di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), termasuk anggota organisasi penting di dalam PBB.
ADVERTISEMENT
“Sampai akhir 2020, Indonesia masih duduk di Dewan Keamanan (DK) PBB. Isu kerja sama untuk countering terrorism akan menjadi fokus keketuaan Indonesia di DK PBB pada Agustus 2020. Lalu pada 2020-2022, Indonesia jadi anggota Dewan HAM PBB,” kata Retno.
Retno menjelaskan, selama menjadi anggota Dewan HAM PBB Indonesia akan mengangkat 5 isu prioritas.
“Mendorong pemajuan dan perlindungan HAM tingkat kawasan dan global, kepentingan nasional dan kepentingan negara berkembang jadi rujukan kerja sama. Meningkatkan kapasitas negara-negara dalam penghormatan, kemajuan, dan perlindungan HAM,” ujar Retno.
“Lalu memperkuat kemitraan yang sinergis dalam rangka pelaksanaan rencana aksi nasional HAM 2020-2024, mendorong Dewan HAM PBB agar lebih efisien, efektif, objektif, transparan, adil, non politis, dan imparsial. Serta membuka dialog bagi semua pihak yang berorientasi pada hasil,” kata Retno.
ADVERTISEMENT
Di tanah air, Indonesia juga akan kembali menyelenggarakan agenda rutin Bali Democracy Forum (BDF). Tahun ini, Indonesia akan mengangkat tema pemberdayaan perempuan dan democracy.
“Isu women peace and security tetap jadi perhatian polugri Indonesia. Dalam kaitan ini, isu women empowerment and democracy jadi topik bahasan BDF Desember 2019,” kata Retno.