22 Tahun Dikira Hilang dan Meninggal di Suriah, Masiroh Pulang ke Indramayu

2 Mei 2024 6:05 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Masiroh (42) TKW yang sempat hilang selama 22 tahun dan dinyatakan meninggal dunia oleh keluarganya.  Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Masiroh (42) TKW yang sempat hilang selama 22 tahun dan dinyatakan meninggal dunia oleh keluarganya.  Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Masiroh (42), pekerja migran Indonesia (PMI) asal Desa Pranggong, Kecamatan Arahan, Indramayu, yang sudah dinyatakan hilang kontak di Suriah selama 22 tahun akhirnya kembali pulang ke kampung halamannya, Senin (29/4). Kepulangan Masiroh itu langsung disambut suka cita oleh keluarga dan tetangganya.
ADVERTISEMENT
Bupati Indramayu, Nina Agustina, menyebut pihak keluarga sebelumnya telah meminta bantuan untuk memulangkan Masiroh sejak Maret 2024 melalui Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Indramayu. Setelah itu, Disnaker melakukan pencarian data dan dokumen bersama Pemerintah Desa Pranggong dan Kecamatan Arahan.
“Setelah itu, Disnaker melakukan koordinasi bersama BP2MI untuk melakukan pencarian Masiroh dan tempat tinggalnya (majikan) di Suriah,” ujar Nina seusai peringatan Hari Buruh Internasional di Pendopo Indramayu, Rabu (1/5).
Masiroh diketahui terjebak dalam konflik saudara di Suriah dan kehilangan paspornya. Makanya saat teman-temannya pulang ke Indonesia untuk mengevakuasi diri dari perang, Masiroh tertinggal.
Setelah itu, Masiroh tak langsung melaporkan dirinya ke KBRI. Ia memilih tetap tinggal dan selama puluhan tahun hidup dengan berpindah-pindah tempat kerja.
Sopiyah (56), ibu Masiroh, saat menunjukan foto anaknya. Foto: kumparan
Keberadaan Masiroh baru diketahui oleh pihak keluarga pada Februari 2024 ini. Masiroh juga sempat meminta pertolongan kepada Presiden Jokowi melalui foto yang disebar di media sosial.
ADVERTISEMENT
"Alhamdulillah sudah bisa berkumpul kembali bersama keluarganya, jadi saya minta kepada pekerja migran yang ada di luar apabila ada masalah segera melapor ke KBRI agar segera dibantu," tegas Nina didampingi Plt. Kadisnaker Indramayu, Nonon Citra Wulandari.
Nina juga meminta kepada masyarakat Indramayu yang akan menjadi pekerja migran untuk tidak tergiur dengan iming-iming oleh pihak yang tidak bertanggung jawab sehingga tidak menempuh proses legal.
"Jangan tergoda oleh iming-iming oleh pihak yang tidak bertanggung jawab sehingga nantinya bisa terjadinya TPPO, ini harus kita hindari bersama," ucapnya.

Ditemukan Berkat Youtuber

Sopiyah (56), ibu Masiroh, saat menunjukan foto anaknya. Foto: kumparan
Saat perang saudara di Suriah meledak pada 2011 silam, seluruh teman-teman Masiroh pulang ke Indonesia, namun tidak dengan dirinya. Masiroh dinyatakan hilang.
ADVERTISEMENT
Beragam cara dilakukan pihak keluarga, termasuk menanyakan nasib Masiroh ke "orang pintar". Namun hasilnya tetap sama, Masiroh tetap tak diketahui keberadaannya hingga akhirnya dianggap meninggal dunia.
Setiap kali ada acara tahlilan pun, selama beberapa tahun terakhir, keluarga Masiroh selalu mengirimkan doa untuk Masiroh. Mereka selalu meminta agar nama Masiroh disebut untuk diantarkan doa.
Baru pada Februari 2024 ini, ibu Masiroh, Sopiyah, mendapatkan kabar dari seorang Youtuber bernama Maskani soal anak ketiganya itu. Maskani mendapat informasi soal TKW di Suriah yang tengah mencari keluarganya yang tinggal di Desa Pranggong, Indramayu.
Informasi itu Maskani dapatkan langsung dari majikan Masiroh yang tinggal di Aleppo, Suriah.
Saat melihat foto dan ciri-ciri TKW yang disebutkan oleh Maskani, Sopiyah langsung kaget. TKW itu rupanya adalah putrinya yang sudah 22 tahun hilang kontak. Kabar itu pun langsung bikin geger warga setempat.
ADVERTISEMENT

Ke Suriah Usai Lulus SMP

Warga berjalan di dekat kincir air di Hama, Suriah. Foto: Firas Makdesi/REUTERS
Masiroh berangkat ke Suriah untuk menjadi pekerja migran sejak tahun 2002 silam. Saat itu Masiroh baru saja lulus dari bangku SMP.
Sebenarnya, setelah lulus SMP itu Masiroh lalu menikah. Namun karena alasan ekonomi, Masiroh memaksa untuk ikut bekerja ke luar negeri bersama teman-temannya yang menjadi TKW di Timur Tengah.
Setelah perang Suriah meledak, seluruh teman-teman Masiroh pulang ke Indonesia. Saat itulah keluarga Masiroh sadar, Masiroh tidak ikut kembali pulang hingga puluhan tahun berlalu.
Selama berada di Suriah Masiroh bekerja berpindah-pindah majikan hingga empat kali. Ia bercerita, majikannya yang pertama kurang baik dan sering main tangan.
Ia lalu pindah ke tempat lain. Di tempat kerjanya yang kedua dan ketiga, nasib Masiroh tak kalah sial. Ia bekerja tanpa menerima gaji selama bertahun-tahun.
ADVERTISEMENT
“Yang terakhir alhamdulillah dikasih semuanya, selama 4 tahun alhamdulillah aku digaji, dikasih jajan semuanya, alhamdulillah,” ujar Masiroh.