227 Pimpinan dan Pegawai BPIP Menjadi Bapak Asuh Anak Stunting

1 Agustus 2023 19:03 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala BPIP Prof. Drs. K.H. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D dalam gerakan Gerakan Gotong Royong Percepatan Penurunan Stunting di Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Kab. Banyuwangi, Selasa (1/8). Foto: BPIP
zoom-in-whitePerbesar
Kepala BPIP Prof. Drs. K.H. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D dalam gerakan Gerakan Gotong Royong Percepatan Penurunan Stunting di Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Kab. Banyuwangi, Selasa (1/8). Foto: BPIP
ADVERTISEMENT
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) gerakkan seluruh unsur untuk bergotong royong tekan kasus stunting di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut disampaikan Kepala BPIP, Prof. Drs. K.H. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D. saat peluncuran Gerakan Gotong Royong Percepatan Penurunan Stunting di Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Kab. Banyuwangi, Selasa (1/8).
Prof. Yudian menuturkan, percepatan penurunan angka stunting merupakan ikhtiar mewujudkan manusia Indonesia yang unggul sebagai gerakan Pancasila dalam tindakan yang perlu dikoordinasikan secara internal dan eksternal bersama-sama dengan pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat secara luas.
“BPIP bekerja sama dengan BKKBN dan beberapa kementerian/lembaga dan kita, BPIP bersama para pemangku kepentingan berkomitmen untuk menjalankan arahan Bapak Presiden guna mencapai target penurunan angka stunting di angka 14% pada tahun 2024, yang sebelumnya menyentuh angka 37% di tahun 2014, dan 21,6% di tahun 2022”, ujarnya.
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan tersebut, Prof. Yudian menyampaikan, 227 Pejabat dan pegawai BPIP siap menjadi Bapak, Ibu, dan kakak asuh anak stunting dengan melakukan pendampingan dan pemenuhan kebutuhan anak stunting selama enam bulan.
“Alhamdulillah, tak kurang dari 227 orang, baik dari unsur pimpinan maupun pegawai BPIP, telah berkomitmen untuk menjadi bapak asuh anak stunting. Kita berharap, niat dan ikhtiar yang kami mulai ini, dapat menjadi gerakan bersama pemerintah pusat dan daerah sehingga kita dapat berkontribusi secara nyata, demi mewujudkan Pancasila dalam tindakan yang mampu menjamin anak-anak kita tumbuh optimal, menjadi generasi yang sehat, cerdas, dan juga unggul”, tutupnya.
Kepala BPIP Prof. Drs. K.H. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D bersama Kepala BKKBN Dr. (H.C) dr. Hasto Wardoyo, Sp.O.G. (K), Menkopolhukam Prof. Dr. Mahfud MD., S.H., S.U., M.I.P., dan Menteri PAN RB Abdullah Azwar Anas. Foto: BPIP
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Republik Indonesia (Menkopolhukam RI), Prof. Dr. Mahfud MD., S.H., S.U., M.I.P. menanggapi, Gerakan Bapak, Ibu, dan Kakak asuh stunting yang dilakukan BPIP merupakan wujud nyata terhadap penurunan stunting yang harus diteladani.
ADVERTISEMENT
“Perannya sangat tepat untuk mengubah pola hidup dan pola makan yang seimbang. Gerakan ini wujud nyata. Semangat gotong royong yang dimiliki Bangsa kita”, tuturnya.
Prof. Mahfud mengajak instansi dan komponen masyarakat lainnya dapat melakukan gerakan serupa dalam penuntasan stunting di negeri ini.
“Jika yang lain ikut gerakan ini, setiap anak stunting dapat mendapatkan bapak asuh dalam penanganan dan pendampingan. Mari kita bangun kembali semangat gotong royong agar kita semakin kuat dan semakin kuat”, tuturnya.
Anggota Dewan Pengarah BPIP periode 2018-2019 itu juga menuturkan, Indonesia harus menjadi negara yang sehat karena Indonesia menargetkan, tahun 2045 akan menjadi Indonesia emas yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.
“Ciri-cirinya, pertama, angka kemiskinan rendah dalam hitungan yang ilmiah-rasional. Indonesia itu tahun 2045 akan menjadi negara keempat atau kelima setelah Amerika Serikat dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia. Kita sekarang kedua puluh. Tahun 2035 diperkirakan akan menjadi negara keenam atau ketujuh di dunia”, ujarnya.
ADVERTISEMENT
Menteri PAN RB, Abdullah Azwar Anas menuturkan, program pemerintah atau birokrasi harus berdampak dan dirasakan langsung oleh masyarakat. Dirinya menekankan, pengentasan stunting merupakan program RB tematik yang strategis dan menyasar terhadap penyelesaian permasalahan Indonesia saat ini.
“Sebagaimana arahan Bapak Presiden, Birokrasi harus berdampak. Maka kami lakukan pengukuran. Ada 4 cluster, kemiskinan, investasi, penanganan inflasi, belanja produk dalam negeri melalui e-katalog. Dengan data yang terintegrasi, penanganan stunting akan lebih mudah dan efektif”, ujarnya.
Anas mengapresiasi kegiatan gotong royong percepatan penurunan stunting yang dimobilisasi oleh BPIP.
“Mudah-mudahan kehadiran BPIP menjadi bukti konkret penanganan pemerintah terhadap stunting. Tidak hanya di hulu, tapi juga langsung menyasar kepada masyarakat”, tuturnya.
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani menyebut, Kab. Banyuwangi memiliki banyak tantangan, di antaranya, luas wilayah, anggaran, dan sebagainya. Kekuatannya, Banyuwangi memiliki masyarakat yang gotong royong.
ADVERTISEMENT
“Inilah Pancasila dalam tindakan. Oleh karena itu saya sangat terima kasih kepada BPIP yang telah menyelenggarakan kegiatan di Banyuwangi. Ini menjadi semangat bagi kami”, ungkap Ipuk.
Dirinya juga menuturkan, Pemkab. Banyuwangi telah membuat program Banyuwangi Tanggap Stunting dengan data yang lengkap.
“Kami juga sudah mengintervensi kasus-kasus stunting dan under weight sesuai dengan kebutuhan anak-anak tersebut. Ini bentuk kerja gotong royong masyarakat Banyuwangi”, tuturnya.
Berdasarkan Survey Status Gizi Indonesia (SSGI), capaian kasus stunting di Kab. Banyuwangi turun dari 20,1 persen pada tahun 2021 menjadi 18,1 persen pada tahun 2022.
“Mudah-mudahan dukungan BPIP yang mengangkat bapak asuh anak stunting di Kab. Banyuwangi bisa lebih berdampak lagi bagi penurunan stunting”, harapnya.
Peluncuran Gerakan Gotong Royong Percepatan Penurunan Stunting sebagai cara menurunkan angka stunting guna mencapai target di angka 14% pada tahun 2024. Foto: BPIP
Dalam kesempatan yang sama, Kepala BPIP, Menkopolhukam, MenPAN RB, Kepala BKKBN, dan Bupati Banyuwangi mendemonstrasikan memasak makanan sehat dan bergizi dengan resep dari Buku Resep Mustikarasa, masakan Indonesia warisan Sukarno.
ADVERTISEMENT
Demonstrasi memasak ini merupakan kampanye kepada masyarakat Indonesia agar memasak olahan sehat dan bergizi untuk memenuhi nutrisi anak Indonesia sebagai generasi pemimpin masa depan.
Turut hadir dalam acara tersebut, Sekretaris Utama BPIP, Dr. Adhianti, S.IP., M.Si., Deputi Bidang Hubungan Antarlembaga, Sosialisasi, Komunikasi, dan Jaringan, Ir. Prakoso, M.M., dan Deputi Bidang Pengkajian dan Materi, Surahno, S.H., M.H.
(LAN)