24 Kru Garuda Terjebak di Tengah Rusuh Bangladesh, Kemlu Sebut Mereka Aman

9 Agustus 2024 15:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Demonstran membakar furnitur yang dijarah dari kediaman Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina di Dhaka, Bangladesh, Senin (5/8/2024). Foto: Mohammad Ponir Hossain/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Demonstran membakar furnitur yang dijarah dari kediaman Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina di Dhaka, Bangladesh, Senin (5/8/2024). Foto: Mohammad Ponir Hossain/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Puluhan kru penerbangan Garuda terjebak di Bangladesh yang sedang dilanda krisis. Kerusuhan pecah di negara Asia Selatan itu sejak Juli lalu.
ADVERTISEMENT
Informasi perihal kru Garuda disampaikan Direktur Perlindungan WNI Kemlu, Judha Nugraha, dalam konferensi pers pada Jumat (9/8). Dia menyebut, para kru itu kini bekerja di maskapai lokal setempat, Biman Bangladesh Airlines.
"Terkait dengan kru Garuda yang ada di Bangladesh, dapat kami sampaikan. Saat ini, ada 24 kru Garuda yang bekerja di Biman Bangladesh Airlines," ucap Judha.
Diptalk bersama Judha Nugraha. Foto: Syawal Febrian Darisman/kumparan
"Jadi ada kerja sama bisnis to bisnis antara Garuda dengan Biman Bangladesh Airlines di mana pihak Garuda men-supply kru pesawat untuk menerbangkan pesawat di sana," sambung Judha.
Judha memastikan sejak pertama kali kondisi memburuk, perwakilan RI di Bangladesh langsung menghubungi puluhan kru Garuda itu. Mereka memastikan seluruhnya dalam kondisi aman.
"Mereka tinggal di hotel sekitar 3 km dari lokasi KBRI dan jika situasi memburuk, kita sudah siapkan safe house di KBRI untuk bisa mengamankan mereka," papar Judha.
ADVERTISEMENT
"Sejak saat tersebut, komunikasi juga kami lakukan dengan pihak manajemen Garuda untuk memastikan agar hak tenaga kerja untuk kru Garuda dapat terlindungi dan ketika dia melakukan tugas, menerbangkan pesawat Biman dapat dilakukan dengan aman," kata Judha.
kecamuk di Bangladesh bermula saat kelompok pelajar meminta diakhirinya pemberian kuota kerja bagi keluarga veteran perang. Kemudian tuntutan meluas dengan meminta PM Sheikh Hasina mundur.
Hasina akhirnya mundur pada pekan ini. Dia dilaporkan kabur dari Bangladesh menuju India. Adapun akibat kerusuhan di Bangladesh sekitar 300 orang kehilangan nyawa, salah satunya adalah WNI.