Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
24 WNI Ditahan Polisi Malaysia karena Jadi Operator Judi Online
24 Mei 2023 20:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Sebanyak 24 pemuda yang berasal dari Jambi ditahan di Malaysia karena menjadi operator judi online . Saat ini, mereka ditahan sebagai saksi di rumah perlindungan (safe house) saksi dan korban.
ADVERTISEMENT
Kepolisian Malaysia masih membutuhkan keterangan mereka.
"Polisi di Malaysia masih membutuhkan keterangan mereka, makanya masih ditahan. Kita tidak tahu sampai kapan mereka akan ditahan. Tergantung proses hukum polisi Malaysia," kata Duta Besar Indonesia untuk Malaysia, Hermono, melalui sambungan telepon, Rabu (24/5).
Puluhan pemuda ini, kata Hermono, diupayakan hanya dikenakan pasal keimigrasian dan tidak dikenakan pasal pidana.
"Sehingga dalam waktu dekat, mereka bisa dideportasi pulang ke Jambi," katanya.
Persoalan ini sudah diketahui Gubernur Jambi Al Haris yang mendapatkan pengaduan dari para orang tua puluhan pemuda tersebut, Selasa (23/5). Haris mengatakan, mereka dijanjikan bekerja sebagai marketing di Malaysia, bukan operator perjudian online.
"Mereka berangkat pakai visa pelancong dengan maksud bekerja. Kemudian mereka terjebak di pekerjaan judi online,” ujar Haris.
ADVERTISEMENT
Haris mengaku sudah meminta tolong ke pihak Dubes RI agar para pemuda ini cukup dikenakan pasal keimigrasian dan bisa dipulangkan ke Indonesia.
“Anak Jambi itu menjadi saksi saat ini. Mereka terjebak sebagai pelaku judi online. Kedubes berupaya bagaimana mereka ini dikenakan pasal keimigrasian saja, tidak dengan pidana,” ungkap Haris.
Haris juga akan terus memantau perkembangan kasus ini. Jika mereka lolos dari pidana, Pemerintah Provinsi Jambi akan membantu kepulangan mereka.
"Kita siap membantu mereka pulang ke Indonesia, jika nanti keputusan tidak kena pasal pidana dan hanya kena pasal keimigrasian," tandas Haris.