25 Astronomer 13 Negara Bikin Pernyataan: Hilal Idul Fitri Tak Terlihat Hari Ini

20 April 2023 5:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
19
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pengamatan hilal degan teleskop. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pengamatan hilal degan teleskop. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kapan Idul Fitri 1 Syawal 1444 H jatuh memicu perdebatan di kalangan ahli astronomi di dunia Arab dan dunia Islam. Ada yang memprediksi Idul Fitri jatuh Jumat (21/4), ada yang Sabtu (22/4).
ADVERTISEMENT
Media Arab Saudi, Sabq, pada Rabu (19/4) melansir bahwa 25 ahli astronomi dari 13 negara membuat pernyataan bersama. Isinya, mereka sepakat tidak ada kemungkinan bulan sabit (hilal) Syawal akan terlihat Kamis (20/4) atau 29 Ramadhan.
Para astromer berasal dari Timteng, yaitu dari Yordania, UEA, Suriah,Arab Saudi, Qatar, Oman, Kuwait, Maroko, Mesir, Tunisia, Libya, dan Irak.
Pada 29 Ramadhan, negara-negara Islam/mayoritas muslim akan melakukan pengamatan langsung bulan sabit (rukyatul hilal), termasuk Indonesia.
Jika hilal terlihat sesuai kriteria yang mereka tetapkan masing-masing, maka mereka akan ber-Idul Fitri pada Jumat. Jika hilal tak terlihat sesuai kriteria yang mereka pedomani, maka Ramadhan digenapkan 30 hari, sehingga mereka ber-Idul Fitri pada Sabtu, 22 April.
ADVERTISEMENT
Sabq mengungkapkan, ke-25 astronomer itu dalam pernyataannya mengatakan, menurut semua standar astronomi kuno dan modern, bulan sabit pada hari Kamis ini tidak mungkin terlihat dengan mata telanjang di dunia Arab dan Islam.
Pengamatan dengan teleskop pun tidak akan mampu melihat hilal di sebagian negara tersebut. Hal ini karena jarak sudut (arc of light) antara bulan dan matahari kurang dari batas Danjon.
Kriteria Danjon menyebutkan bahwa hilal dapat terlihat tanpa alat bantu jika minimal jarak sudut antara bulan matahari sebesar 7 derajat.
Ke-25 astronomer itu menganalisis bahwa bulan sabit pada hari Kamis ini menurut posisinya saat matahari terbenam di Makkah Al-Mukarramah jaraknya 5,1 derajat dari matahari, di Yerusalem 5,4 derajat, di Kairo 5,5 derajat, dan di Abu Dhabi 4,7 derajat.
ADVERTISEMENT
Mereka mengungkapkan, pihak atau negara-negara yang menggunakan metode penghitungan matematis dan astronomis (metode hisab) dan tidak mengharuskan melihat bulan sabit (hilal), benar bahwa Idul Fitri jatuh pada Jumat, 21 April.
Pengamatan hilal Syawal 1443 H di Tamir, Arab Saudi, oleh astronom dari Majmaah University, Sabtu (30/4/2022). Foto: Twitter/@umajmaah
Sedangkan negara yang mensyaratkan penglihatan hilal dengan mata telanjang di wilayah lokal mereka atau yang menggunakan teleskop (metode rukyat), diasumsikan bahwa Ramadhan 2023 akan berusia 30 hari sehingga Idul Fitri akan jatuh pada Sabtu, 22 April.

Toleransi Menyikapi Perbedaan

Di Indonesia, ormas Muhammadiyah yang menggunakan metode hisab (berdasar perhitungan matematis dan astronomis tanpa melihat langsung hilal) akan berlebaran pada Jumat, 21 April.
Sedangkan pemerintah dan NU, akan menunggu pengamatan hilal (metode rukyat) pada Kamis, 20 April.
“Umat Islam diimbau untuk tetap menjaga ukhuwah islamiyah dan toleransi dalam menyikapi kemungkinan perbedaan Penetapan 1 Syawal 1444 H/2023 M,” pesan Menag Gus Yaqut di Jakarta, Rabu (19/4).
ADVERTISEMENT