Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.97.0
26 Warga Magelang Dirawat karena Keracunan Makanan Hajatan
4 Maret 2018 11:50 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
![Ilustrasi Keracunan Makanan (Foto: ANTARA/Idhad Zakaria)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1486768706/xtdltfvcw2fj527bxuea.jpg)
ADVERTISEMENT
Puluhan warga Desa Banjarsari, Windusari, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, diduga keracunan setelah menikmati makanan hajatan. Akibatnya 26 orang di antaranya harus dirawat di rumah sakit.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Hendarto mengatakan, para warga ini menikmati makanan hajatan pada Sabtu (3/3) di rumah salah seorang warga di Dusun Mlahar, Desa Banjarsari, Kecamatan Windusari. Hajatan berlangsung sejak sekitar pukul 14.00 WIB hingga 17.00 WIB.
"Semula anak Kades Banjarsari yang muntah-muntah, kemudian langsung dibawa ke RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang," ujar Hendarto seperti dilansir Antara, Minggu (3/3).
Setelah itu, beberapa warga mengalami gejala yang sama. Mereka juga dibawa ke RSJ Magelang.
Hendarto mengatakan, selepas magrib beberapa korban lain mengalami diare. "Tiap orang reaksinya berbeda," tuturnya.
Melihat kondisi tersebut, bidan desa setempat bergerak cepat untuk melakukan antisipasi. Mereka berkeliling mencari warga lain yang juga mengalami keracunan.
Sekitar pukul 19.00 WIB sudah ada tujuh orang yang harus diinfus. Sedangkan puluhan lainnya diberi penanganan dengan suntikan. Umur korban bervariasi, dari anak-anak hingga orang tua.
ADVERTISEMENT
Hingga Sabtu pukul 00.00 WIB tercatat seluruh pasien yang dibawa ke RSJ sekitar 26 orang.
"Penanganan pasien di RSJ sampai Minggu sekitar pukul 00.15 WIB dan tidak ada pasien lagi yang datang akibat keracunan tersebut. Kondisi saat ini, seluruh pasien sudah boleh pulang," katanya.
Pihaknya juga berkoordinasi dengan puskesmas, perangkat desa, dan polsek untuk terus mendata dan memantau perkembangan kasus.
Melalui bidan desa, dilakukan pemantauan kepada pasien yang sudah pulang dari rumah sakit maupun kemungkinan adanya susulan kasus baru.
"Petugas sudah mengamankan sampel makanan untuk dilakukan uji laboratorium," katanya.