Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
274 RW di Jakarta Berstatus Siaga TBC, Pasukan Putih dan Kader Warga Dikerahkan
14 Mei 2025 12:45 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Sebanyak 274 rukun warga (RW) di DKI Jakarta berstatus siaga tuberkulosis (TBC). Hal ini dilakukan sebagai bagian dari strategi penanggulangan penyakit menular tersebut di Ibu Kota.
ADVERTISEMENT
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menegaskan, pengendalian TBC kini berbasis komunitas, melibatkan tenaga kesehatan, kader warga, serta tim Pasukan Putih yang baru saja diresmikan Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati dalam konferensi pers di Tanah Tinggi, Jakarta Pusat, Rabu (14/5). Ia menyebut, 274 RW itu kini menjadi garda terdepan untuk penemuan kasus, edukasi, hingga pendampingan pengobatan penderita TBC.
“Jakarta memang kasus TBC-nya sangat tinggi. Kami sudah memiliki 274 RW yang statusnya adalah sudah siaga TBC. Nanti Pasukan Putih akan bekerja sama dengan ibu-ibu yang fungsinya sebagai kader TB untuk terus melakukan penemuan kasus,” ujar Ani.
Setelah temuan kasus, kata Ani, petugas akan mengajak masyarakat yang melakukan kontak erat dengan penderita untuk menjalani pemeriksaan. Pasukan Putih juga ditugaskan untuk mendampingi pasien agar menyelesaikan pengobatan selama enam bulan, yang menjadi tantangan besar dalam pengendalian TBC.
ADVERTISEMENT
Menkes: TBC Mematikan Melebihi COVID-19
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang turut hadir menegaskan, TBC merupakan penyakit mematikan dengan tingkat kematian tertinggi di dunia, bahkan melebihi COVID-19. Ia mengungkapkan bahwa dalam 100 tahun terakhir, sekitar satu miliar orang meninggal akibat TBC.
“Sekarang TBC di dunia, satu tahun satu juta yang meninggal. Di Indonesia, setiap tahun lebih dari 100 ribu meninggal. Itu artinya lima menit, dua orang wafat karena TBC,” ujar Budi.
Ia juga menjelaskan, Indonesia diperkirakan memiliki satu juta kasus TBC pada 2022, namun hanya 400 ribu yang terdeteksi. Sisanya, sekitar 600 ribu penderita tidak diketahui keberadaannya dan berpotensi menularkan secara diam-diam.
“Kalau Pasukan Putih bisa melakukan skrining, itu luar biasa. Tapi memang agak susah, mesti pakai dahak. Kalau dia batuk-batuk lama enggak sembuh, itu harus dicek ke Puskesmas,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Budi menekankan pentingnya pasien menyelesaikan pengobatan sampai tuntas. Obat TBC yang tersedia saat ini efektif, namun harus diminum 4 sampai 6 pil setiap hari selama enam bulan. Jika pasien berhenti sebelum waktu yang ditentukan, penyakitnya bisa menjadi resisten dan semakin sulit disembuhkan.
“Jadi tugas sejati Pasukan Putih, pertama temukan TBC. Kedua, pastikan pasien minum obat sampai selesai,” tuturnya.
Pasukan Putih merupakan program yang diluncurkan Pemprov DKI Jakarta. Ini adalah langkah nyata mendekatkan layanan kesehatan ke masyarakat, termasuk untuk menekan angka jumlah penderita dengan deteksi dini dan edukasi penyakit menular seperti TBC.
“Tentunya semua penyakit, termasuk TBC, sedang kita tangani. Dan pasukan putih ini sepenuhnya bekerja untuk memberikan support kesehatan di Jakarta,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Peluncuran Pasukan Putih ini dilakukan bersamaan dengan peluncuran dua program layanan kesehatan lainnya; JakCare (konseling kesehatan jiwa 24 jam) dan JakAmbulans (86 armada ambulans dan 17 motor ambulans).