277 Kasus Wabah PMK di Ngawi, 13 Sapi Mati Mendadak

30 Desember 2024 12:43 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas menyuntikkan vaksin cavac penyakit mulut dan kuku (PMK) ke sapi ternak di Peternakan Mutiara Halim, Cipondoh, Tangerang, Banten, Selasa (14/5/2024). Foto: ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin
zoom-in-whitePerbesar
Petugas menyuntikkan vaksin cavac penyakit mulut dan kuku (PMK) ke sapi ternak di Peternakan Mutiara Halim, Cipondoh, Tangerang, Banten, Selasa (14/5/2024). Foto: ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin
ADVERTISEMENT
13 sapi di Kabupaten Ngawi dilaporkan mati mendadak dalam bulan Desember ini. Sapi-sapi tersebut diduga terjangkit virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Ngawi, Eko Yudo Nurcahyo, mengatakan pihaknya telah menerima ratusan kasus wabah PMK di Kabupaten Ngawi.
"(Dari awal Desember) sampai (tanggal) 29 Desember 277 kasus, yang mati PMK 13," kata Eko, Senin (30/12).
Eko menyampaikan, wabah PMK tersebut tidak hanya menyerang di satu peternakan saja, melainkan tersebar di sejumlah wilayah di Kabupaten Ngawi.
"(Kecamatan) Bringin, Geneng, Gerih, Widodaren, Kedunggalar, dan Karang Anyar. (Kecamatan) Paron baru hari ini melaporkan, baru 1 desa, (Kecamatan) Pitu itu belum ada," ucapnya.
Eko mengaku bahwa pihaknya telah memberikan pemahaman kepada peternak yang hewan ternaknya terjangkit PMK agar lebih menjaga kebersihan dan rutin memberikan vitamin.
"Kami juga kumpulkan masyarakat bahwa ada wabah seperti ini bukan sepenuhnya menjadi tanggung jawab dari dinas perikanan dan peternakan, tapi juga menjadi tanggung jawab peternak. Oleh karena itu kami mengimbau kepada peternak yang hewannya masih sehat agar rutin melakukan vaksin," ujarnya.
Petugas bersiap menyuntikkan vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) di salah satu sapi milik warga di Pekalongan, Jawa Tengah, Rabu (29/6/2022). Foto: Harviyan Perdana Putra/ANTARA FOTO
Ia mengungkapkan bahwa pemerintah belum mengalokasikan lagi vaksin ternak. Sehingga, ia meminta kepada para peternak untuk melakukan vaksin secara swadaya sementara ini.
ADVERTISEMENT
"Memang kemarin sampai Oktober sudah kedaluwarsa diharapkan para peternak melakukan vaksin mandiri," ungkapnya.
"Kita ada petugas dinas ini veteriner 12 orang, paramedik 2 orang, kemudian ada 32 praktik mandiri untuk peternak bisa menghubungi praktik mandiri secara swadaya," tambahnya.
Eko mengatakan, pihaknya saat ini mulai melakukan penyekatan terhadap sapi-sapi yang berasal dari luar daerah untuk menekan penularan PMK.
"Hari ini ada penyekatan di beberapa pasar hewan untuk yang sakit tidak boleh masuk dan ini untuk menghambat PMK dari luar daerah," katanya.