Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
29 Orang Tewas Akibat Gempa 7,2 M di Haiti, Banyak Bangunan Runtuh
15 Agustus 2021 1:50 WIB
ยท
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Gempa berkekuatan 7,2 M melanda Haiti Sabtu (14/8) pagi waktu setempat, menewaskan sedikitnya 29 orang dan merobohkan bangunan di negara Karibia ini.
ADVERTISEMENT
Haiti sebenarnya masih belum pulih total dari bencana gempa 2010 yang sangat menghancurkan.
Saat gempa terjadi Sabtu pagi, penduduk setempat ketakutan dan langsung berhamburan menyelamatkan diri. Pusat gempa berada sekitar 100 mil (160 kilometer) di sebelah barat pusat ibu kota Haiti, Port-au-Prince.
"Banyak rumah hancur, orang meninggal dan beberapa berada di rumah sakit," kata Christella Saint Hilaire (21), seorang warga yang tinggal di dekat pusat gempa, kepada AFP. "Semua orang di jalan sekarang dan guncangan terus datang."
Gempa awal yang panjang terasa di sebagian besar Karibia. Guncangan gempa merusak sekolah serta rumah di semenanjung barat daya Haiti.
Jerry Chandler, yang mengepalai badan perlindungan sipil Haiti, mengatakan, 29 kematian telah dilaporkan, dan upaya pencarian korban dari reruntuhan sedang berlangsung.
ADVERTISEMENT
Haiti telah mengumumkan keadaan darurat sebagai tanggapan atas bencana tersebut.
Bencana di Haiti ini langsung ditanggapi Amerika Serikat (AS). seorang pejabat Gedung Putih mengatakan Presiden Joe Biden telah menyetujui upaya bantuan "segera" untuk dimulai.
Warga berbagi foto di media sosial tentang kondisi panik dan mengevakuasi orang dari reruntuhan bangunan, sementara orang-orang berteriak menyelamatkan diri di jalan-jalan di luar rumah.
"Rumah-rumah dan tembok-tembok di sekitarnya telah runtuh. Atap katedral telah runtuh," kata seorang warga, Job Joseph kepada AFP dari Kota Jeremie di ujung barat Haiti.
Kerusakan parah dilaporkan terjadi di pusat kota, yang sebagian besar terdiri dari tempat tinggal dan bangunan satu lantai.
Sementara kerusakan di kota Les Cayes tampak signifikan, termasuk runtuhnya sebuah hotel bertingkat.
ADVERTISEMENT
Perdana Menteri Haiti Ariel Henry telah menyerukan seluruh elemen bangsa untuk bersatu mengatasi bencana ini.
"Saya mengerahkan semua sumber daya pemerintahan saya untuk datang membantu para korban," ucap Henry di akun Twitter.
Tak lama setelah gempa, Survei Geologi AS (USGS) mengeluarkan peringatan tsunami dan mengatakan gelombang hingga tiga meter (hampir 10 kaki) mungkin terjadi di sepanjang garis pantai Haiti, tetapi peringatan tersebut segera dicabut.
Luka Haiti: Gempa 2010, COVID-19, dan Pembunuhan Presiden
Port-au-Prince diguncang gempa dahsyat berkekuatan 7 M pada Januari 2010 silam, mengubah kota menjadi padang reruntuhan berdebu, menewaskan lebih dari 200.000 jiwa dan melukai sekitar 300.000 orang. Lebih dari satu setengah juta orang Haiti menjadi tunawisma
Saat itu, gempa menghancurkan ratusan ribu rumah, serta gedung administrasi dan sekolah, hingga 60 persen sistem perawatan kesehatan Haiti.
ADVERTISEMENT
Pembangunan kembali rumah sakit utama negara itu masih belum selesai, dan organisasi non-pemerintah telah berjuang untuk menutupi banyak kekurangan di Haiti.
Gempa terbaru menambah luka Haiti setelah Presiden Jovenel Moise dibunuh di rumahnya oleh pria bersenjata pada 7 Juli 2021. Haiti juga tengah berjuang melawan kemiskinan, kekerasan geng yang meningkat, dan pandemi COVID-19.
Polisi telah menangkap 44 orang terkait pembunuhan Moise, termasuk 12 petugas polisi Haiti, 18 orang Kolombia yang diduga bagian dari tim komando, dan dua orang Amerika keturunan Haiti.
Kepala bagian keamanan Moise termasuk di antara mereka yang ditahan sehubungan dengan rencana yang diduga diorganisir oleh sekelompok orang Haiti yang memiliki hubungan asing.
Polisi telah mengeluarkan pemberitahuan buronan untuk beberapa orang lainnya, termasuk seorang hakim dari pengadilan tertinggi Haiti, seorang mantan senator dan seorang pengusaha.
ADVERTISEMENT
Moise telah memerintah Haiti dengan dekrit, ketika kekerasan geng melonjak dan COVID-19 menyebar.
***
Saksikan video menarik di bawah ini: