news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

3 Bulan Terjebak Reruntuhan Akibat Gempa Suriah, Pria Ini Ditemukan Selamat

18 Mei 2023 16:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seniman Suriah Aziz Asmar dan Salam Hamed melukis seni jalanan di atas puing-puing bangunan yang rusak akibat gempa di kota Jandaris, Suriah.  Foto: Khalil Ashawi/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Seniman Suriah Aziz Asmar dan Salam Hamed melukis seni jalanan di atas puing-puing bangunan yang rusak akibat gempa di kota Jandaris, Suriah. Foto: Khalil Ashawi/REUTERS
ADVERTISEMENT
Seorang pria ditemukan selamat usai berbulan-bulan terjebak di bawah reruntuhan bangunan akibat gempa Suriah yang terjadi pada 6 Februari 2023. Pria tersebut bertahan lebih dari 3 bulan hingga akhirnya dapat dievakuasi petugas penyelamat.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari TASS, media Rusia, pria tersebut ditemukan di bawah reruntuhan saat tim penyelamat memindahkan puing bangunan di utara provinsi Aleppo. Penemuan tersebut dipublikasikan oleh media Iran, Akhbar Fouri, pada Rabu (16/5) dalam sebuah video.
Di video tersebut, terlihat seorang pria dengan janggut lebat dan tubuh yang sangat kurus, berada di bawah puing-puing bangunan.
Pria tersebut kemudian dievakuasi dan dibawa ke rumah sakit setempat. Diperkirakan, pria tersebut harus menjalani rehabilitasi panjang di bawah pengawasan dokter.
Belum ada keterangan dari pihak medis tentang bagaimana pria tersebut bisa bertahan selama itu usai gempa 7,8 magnitudo mengguncang Suriah. Identitas pria tersebut juga belum disebutkan.
Pada 7 Mei 2023 lalu, dalam pidatonya kepada Dewan Rakyat Suriah (parlemen), Perdana Menteri Hussein Arnous memberikan informasi terbaru mengenai dampak gempa. Dia mengatakan, 225.000 keluarga terdampak, 1.414 orang tewas dan 2.367 luka-luka. Sementara 1.553 orang berhasil diselamatkan dari bawah reruntuhan.
ADVERTISEMENT
"Jumlah total korban melebihi satu juta. Mereka yang kehilangan rumah diberi akomodasi di 32 tempat penampungan sementara," kata Hussein Arnous.
Menurut Arnous, setelah dilakukan pengecekan teknis, sekitar 9.000 dari 216.000 total bangunan di provinsi Aleppo dan Latakia tidak dapat dihuni dan harus dibongkar, akibat gempa.
"Bangunan yang rusak akan dibangun kembali sedemikian rupa agar lebih tahan (gempa)," ungkapnya.