3 Keluarga Bomber di Surabaya Rutin Adakan Pengajian di Rumah Dita

15 Mei 2018 12:08 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Machfud Arifin. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Machfud Arifin. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Bomber tiga gereja di Surabaya, Dita Oepriarto, ternyata rutin mengadakan pengajian di rumahnya. Kapolda Jawa Timur Irjen Machfud Arifin menyebutkan, pengajian itu berlangsung di rumah Dita, Perumahan Wonorejo Asri (Wisma Indah), Rungkut, Surabaya.
ADVERTISEMENT
Machfud menuturkan, terduga teroris di Rusunawa Wonocolo yang bernama Anton Ferdiantono juga ikut dalam pengajian di rumah Dita. Anton rutin mengajak anaknya ke pengajian tersebut. Tri Murtiono yang meledakkan diri di Polrestabes Surabaya juga diketahui ikut di dalamnya.
"Pengajian rutin tiap minggu. (Pengajian) yang sama, Dita (dan Anton) sering ketemu," kata Machfud di Polda Jawa Timur, Selasa (15/5).
Keluarga bomber tiga gereja Surabaya. (Foto: Dok. Polda Jatim)
zoom-in-whitePerbesar
Keluarga bomber tiga gereja Surabaya. (Foto: Dok. Polda Jatim)
Paham-paham radikal diduga polisi mulai disusupi Anton dan Dita ke anaknya dalam pengajian itu. Anak-anak itu diminta menonton film terkait jihad.
Machfud juga mengakui, ada peran seseorang bernama Ustaz Abu Bakar sebagai pengisi kajian. Saat ini polisi masih memburu keberadaan Abu Bakar.
Dita bersama istri dan anaknya meledakkan bom di tiga gereja Surabaya pada Minggu (13/5). 13 orang, termasuk Dita dan keluarganya, tewas dalam kejadian tersebut. Selain itu ada 43 orang mengalami luka.
ADVERTISEMENT
Selain bom gereja, bom di Rusunawa Wonocolo dan bom Polrestabes Surabaya juga dilakukan sekeluarga. Dalam bom di Rusun Wonocolo, Anton tewas bersama istrinya (Puspitasari) dan anak sulungnya (Rita Aulia Rahman).
Sedangkan bom Polrestabes Surabaya yang dilakukan Tri Murtiono juga melibatkan anggota keluarganya. Istri dan dua anak Tri ikut tewas dalam bom tersebut. Hanya satu anak perempuan yang dibawa karena terlempar saat bom meledak.