3 Kelurahan Jakarta Rawan Narkoba: BNN Petakan Pengguna, Pram Fasilitasi Rehab

11 April 2025 13:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Polisi gerebek Kampung Bahari yang terkenal sebagai kampung pengedar narkoba di Jakarta Utara, Sabtu (13/7).  Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Polisi gerebek Kampung Bahari yang terkenal sebagai kampung pengedar narkoba di Jakarta Utara, Sabtu (13/7). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Tiga kelurahan di Jakarta mendapat perhatian serius Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Wilayah-wilayah tersebut rawan penyalahgunaan narkoba sehingga perlu diperhatikan secara serius.
ADVERTISEMENT
Penanganannya juga harus dilakukan secara menyeluruh, mulai dari pencegahan hingga rehabilitasi.
“Yang pertama adalah tindakan preventif. Tindakan preventif dalam hal ini melakukan sosialisasi dan sebagainya kami akan memberikan support sepenuhnya. Termasuk kemudian yang berikutnya adalah deteksi dini terhadap daerah-daerah yang rawan narkoba di Jakarta termasuk tiga kelurahan yang ada,” kata Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung bersama Kepala BNN Marthinus Hukom, di Pendopo Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (10/4).
Polisi gerebek Kampung Bahari yang terkenal sebagai kampung pengedar narkoba di Jakarta Utara, Sabtu (13/7). Foto: Dok. Istimewa
Adapun tiga kelurahan yang dimaksud adalah Kelurahan Bahari, Jakarta Utara, Kelurahan Boncos, Jakarta Timur, dan Kelurahan Kampung Permata, Jakarta Barat. Ketiganya dinilai memiliki tingkat kerawanan tinggi terhadap peredaran narkoba.
Pramono menegaskan, Pemprov DKI akan mendukung penuh seluruh langkah BNN, baik pusat maupun daerah. Selain sosialisasi dan deteksi dini, Pramono juga menyoroti pentingnya rehabilitasi bagi pengguna narkoba yang menjadi korban.
ADVERTISEMENT
“Karena korban narkoba ini sebenarnya ada rehabilitasi terhadap narkoba ini ada yang pengguna yang korban. Bukan pengguna yang kemudian aktif sebagai bandar sekaligus sebagai pengedar, penjual dan sebagainya. Tapi ini memang korban. Untuk itu kami menawarkan kerja sama bagi yang seperti ini rehabilitasinya harus dilakukan secara baik dan terbuka,” jelasnya.
Pemprov DKI Jakarta akan melibatkan puskesmas-puskesmas di Jakarta untuk membantu proses rehabilitasi rawat jalan bagi korban pengguna narkoba.
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung (tengah) memberikan keterangan pers usai mengunjungi Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Senin (24/3/2025). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Menurut Pramono, selama ini puskesmas belum dilibatkan dalam program pemulihan tersebut.
“Selama ini kan puskesmas tidak pernah diperankan untuk membantu rehabilitasi bagi korban. Maka di Dinas Kesehatan kami akan bekerja sama dengan BNN dan BNN Daerah untuk Puskesmas juga bisa digunakan untuk rehabilitasi. Karena itu terutama untuk rawat jalan lah begitu ya. Jadi itu yang selama ini tidak pernah dilakukan,” ujar Pramono.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Kepala BNN Komjen Pol Marthinus Hukom mengungkapkan bahwa ketiga kelurahan tersebut merupakan hasil pemetaan yang menunjukkan adanya siklus kejahatan antara pengguna, masyarakat, dan para bandar narkoba.
“Jakarta dari survei kita tahun 2019, kita akan melakukan survei lagi tahun ini. Jakarta 2019 para pengguna kurang lebih 3,3 persen, yaitu kurang lebih 132 ribu. Ini yang menjadi concern kami karena sebagaimana Pak Gubernur sampaikan tadi bahwa kita harus melihat pengguna sebagai korban,” kata Marthinus.
Kepala BNN RI Irjen Pol Marthinus Hukom saat dijumpai di Kantor BNN, Cawang, Jakarta Timur, Selasa (2/4) Foto: Thomas Bosco/kumparan
Menurutnya, upaya penanganan akan fokus pada pemisahan antara masyarakat yang menjadi korban dan para bandar yang menjadi pelaku utama dalam peredaran narkoba.
“Tindakan preventif kita kalau selama ini hasil pemetaan kita di situ adalah bahwa masyarakat dan pengguna dan pengguna khususnya masyarakat, lalu kemudian para bandar ini menjadi satu siklus kejahatan di situ. Sehingga tugas kita adalah bagaimana memisahkan masyarakat dulu dengan para bandar ini,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Marthinus menjelaskan, dalam menangani persoalan narkoba, BNN akan memperkuat pendekatan intelijen, melakukan rehabilitasi bagi para korban, dan penegakan hukum bagi para pelaku pengedar.
“Kita pisahkan dulu, lalu kemudian yang korban kita rehabilitasi, pengedarnya kita tangkap, lalu kemudian kita bersama-sama dengan Pak Gubernur bagaimana kita kembali menghadirkan patron-patron tradisional, ulama, kepala kalurahan kita kuatkan lagi, lalu kemudian kita lihat problem-problem apakah ada problem-problem sosial, problem keluarga, problem apa namanya kemiskinan dan lain-lain. Nah itulah nanti kita akan kolaborasikan,” pungkasnya.