Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Berada di antara Ring of Fire atau cincin api, membuat Indonesia rentan terhadap bencana, khususnya tsunami. Untuk mengantisipasi banyaknya korban, berbagai pihak pun terus berupaya menciptakan alat pendeteksi dini tsunami.
ADVERTISEMENT
Kali ini, 3 mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) ikut mengembangkan alat tersebut. Menariknya, alat deteksi dini tsunami itu terintegrasi dengan toa masjid dan pengeras suara tempat ibadah lainnya.
Tiga mahasiswa program studi Pendidikan Teknik Mekatronika, Fakultas Teknik UNY, yakni Riza Atika, Anung Endra Raditya, dan Rohsan Nur Marjianto menamai alatnya Automatic Tsunami Early Warning System.
"Alat ini tersinkronisasi (dengan) BMKG dan pengeras suara tempat ibadah. Sehingga dapat meminimalisir korban akibat bencana tsunami," kata Riza Atika dalam keterangannya, Sabtu (6/7).
Riza kemudian menjelaskan secara sederhana cara kerja alat yang dikembangkannya itu. Riza mengatakan, ketika BMKG mendeteksi adanya tsunami, alatnya kemudian mengunduh data dari web resmi milik BMKG.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya data mentah tersebut diunduh dan diolah. Kemudian alatnya mengirimkan sinyal ke pengeras suara di tempat ibadah yang dekat dengan lokasi tsunami.
"Bila data lokasi sesuai dengan lokasi yang akan terdampak tsunami, maka data dikirim lewat SMS. Data kemudian diterima dan pengeras suara tempat ibadah berbunyi," katanya.
Riza menjelaskan, dipilihnya pengeras suara tempat ibadah untuk memberi peringatan tsunami karena dinilai efektif. Sebab lokasi tempat ibadah yang berada di tengah-tengah permukiman, diharapkan dengan mudah memberi informasi ke masyarakat.
"Alat ini diciptakan suntuk mempercepat penyampaian peringatan adanya tsunami. Sebab selama ini penyampaian informasi tsunami harus melewati banyak intansi terkait untuk dapat menyalakan sirine," tutupnya.