Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
3 Peristiwa Tragis di Haiti 2021: Presiden Tewas Dibunuh hingga Ledakan Besar
15 Desember 2021 11:20 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
2021 menjadi tahun yang nahas bagi negara di Kepulauan Karibia, Haiti . Negara yang terkenal dengan aksi gangsternya ini harus menyaksikan kepedihan beruntun dalam satu tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
Haiti sendiri adalah negara termiskin di kawasan Amerika Latin dan Karibia.
Negara yang berbatasan dengan Republik Dominika ini kerap terjerembab dalam konflik dan krisis. Mulai dari demonstrasi akibat pemerintahan otoriter, maraknya kekerasan oleh gangster, sampai bencana alam besar seperti gempa bumi.
kumparan telah merangkum tiga peristiwa besar dan tragis yang terjadi di Haiti sepanjang 2021. Berikut daftarnya.
1. Presiden Jovenel Moise Tewas Ditembak, Juli 2021
Pada pertengahan 2021, Haiti diselimuti duka mendalam. Presiden Jovenel Moise tewas di tangan kelompok bersenjata pada 7 Juli 2021. Insiden mengenaskan itu terjadi di kediamannya di Ibu Kota Port-au-Prince.
Istri Moise, Martine Moise, juga ditembak. Namun, ia selamat dari insiden itu dan segera mendapatkan perawatan. Akibat pembunuhan itu, Haiti memberlakukan keadaan darurat selama dua pekan.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini, kasus tersebut masih misterius. Belum diketahui siapa otak di balik pembunuhan dan apa motif di baliknya.
Anggota kelompok bersenjata yang melancarkan aksi itu telah ditahan. Kelompok itu sebagian besar terdiri dari warga negara (WN) Kolombia dan sekitar dua WN Amerika Serikat.
Perdana Menteri Haiti saat ini, Ariel Henry, dituduh terlibat dalam pembunuhan Moise. Henry terus membantah dan langsung memecat jaksa yang menuduh keterlibatan dirinya.
2. Gempa 7,2 Magnitudo, Agustus 2021
Satu bulan setelah tewasnya Presiden Moise, Haiti diguncang gempa besar berkekuatan 7,2 Magnitudo. Pada 14 Agustus 2021, warga dengan panik berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri.
Pusat gempa berada di 12 kilometer (7,5 mil) timur laut Saint-Louis du Sud, dengan kedalaman 10 km.
Gempa ini berjenis kerak dangkal dan bersifat destruktif. Ribuan rumah hancur akibatnya, dan korban jiwa mencapai lebih dari 2.200 jiwa.
ADVERTISEMENT
Kantor Koordinasi Bantuan Kemanusiaan PBB (OCHA) menyebutkan, korban luka-luka melampaui 12.000 orang dan 344 dinyatakan hilang.
Krisis air dan energi semakin memperburuk kondisi Haiti yang kacau akibat bencana alam ini.
Kawasan Haiti memang rentan sekali mengalami gempa bumi. Dikutip dari Miami Herald, Pulau Hispaniola--rumah dari Haiti dan Republik Dominika--terletak di atas empat lempeng tektonik.
Mereka adalah Lempeng Caribbean, Gonâve, Hispaniola, and Hispaniola Utara. Lempeng Caribbean adalah lempeng besar sedangkan tiga lainnya adalah lempeng kecil, atau disebut sebagai microplates.
Gempa besar dan mematikan sebelumnya terjadi di Haiti 11 tahun lalu, tepatnya pada 2010. Gempa berkekuatan 7,0 M dekat Ibu Kota Port-au-Prince itu menewaskan setidaknya 200 ribu jiwa.
3. Ledakan Truk Tangki, Desember 2021
Sebuah truk tangki yang mengangkut bahan bakar minyak di Kota Cap-Haitien meledak pada Selasa (14/12). Ledakan besar tersebut menewaskan hingga 62 orang.
ADVERTISEMENT
Puluhan orang tewas terbakar hidup-hidup hingga jasadnya sulit dikenali. Sedangkan pada korban luka mengalami luka bakar hingga 60%. Rumah sakit pun kewalahan dalam menangani para pasien.
Ledakan itu terjadi usai truk nahas itu oleng dan terguling. Saat itu, pengemudi truk mencoba menghindari sebuah sepeda motor. Bahan bakar minyak pun merembes dari tangki truk yang terguling.
Warga setempat langsung mengerubungi truk untuk mengumpulkan BBM yang tumpah. Saat itulah, truk meledak dan menewaskan orang-orang tersebut.
BBM merupakan komoditas yang langka di Haiti, bersamaan dengan listrik dan air.
Dalam beberapa bulan terakhir, gangster kerap memblokir akses menuju terminal bahan bakar, baik di Ibu Kota Port-au-Prince maupun di kota lainnya.
Mereka juga kerap menculik para pengemudi truk dan meminta uang tebusan untuk pembebasan para sandera.
ADVERTISEMENT