Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
3 Persamaan Teror di Polda Sumut dan Masjid Dekat Mabes Polri
1 Juli 2017 7:30 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
ADVERTISEMENT
Dalam kurun waktu seminggu dua teror menyerang kepolisian. Pertama, markas Polda Sumatera Utara diserang dua teroris pengikut Bahrun Naim saat hari H perayaan Idul Fitri Minggu (25/6). Kedua, dua anggota Brigade Mobil Kepolisian di Masjid Falatehan yang berjarak sekitar 200 meter dari Mabes Polri.
ADVERTISEMENT
Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto juga telah menyatakan jika penyerangan ini sama persis.
Apa saja kesamaan dari dua teror tersebut? Mari kita simak.
1. Pelaku Teror Menggunakan Pisau
Pelaku penyerang Polda Sumatera Utara menggunakan pisau untuk melukai korban. Serangan teroris di malam lebaran itu mengakibatkan seorang anggota kepolisian, yakni Aiptu M Sigalinging tewas akibat luka tusukan di leher.
Begitu juga dengan penusukan dua anggota Brimob di dekat Mabes Polri, pelaku menggunakan pisau sangkur untuk melukai korban. Yang menjadi korban adalah Ajun Komisaris Dede Suhatmi dan Brigadir Satu M. Syaiful Bakhtiar. Keduanya terluka di bagian muka dan telinga.
2. Mengincar Leher Korban
Pelaku penyerang Polda Sumut menusuk Aiptu M Sigalinging di leher. Begitu juga penusukan dua brimob di dekat Mabes. Pelaku ingin mengincar leher korban, namun tak berhasil karena dua korban berhasil mengelak sehingga hanya pipi yang terluka.
ADVERTISEMENT
Hal itu seperti yang diungkapkan oleh Kapolda Metro Jaya M Iriawan.
"Mungkin tujuannya leher tapi anggota mengelak jadi kenanya di pipi ya," kata Iriawan di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (30/6).
3. Pelaku Berteriak Allahu Akbar
Saat melakukan penyerangaan di Polda Sumut, penyerang Allahu Akbar sambil mengancam dengan pisau kepada korban. Begitu pun dengan penusukan dua anggota Brimob di Masjid Falatehan, seorang saksi mata pengemudi ojek Online, Edo, menyaksikan pelaku meneriakkan "Allahu akbar" sembari menyerang, dan sebelum akhirnya ditembak mati oleh anggota Brimob.
Pelaku juga sempat meneriakkan kata 'thoghut' sebelum menusuk anggota Brimob yang baru saja melaksanakan salat Isya di masjid tersebut.