3 Singa yang Terancam Punah di Sudan Ditembak Mati Usai Berusaha Kabur

22 Desember 2022 18:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seekor singa Afrika jantan (Panthera leo) terlihat di kandang di pusat Penyelamatan Satwa Sudan di al-Bageir, selatan ibu kota Khartoum pada 28 Februari 2022. Foto: ASHRAF SHAZLY/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Seekor singa Afrika jantan (Panthera leo) terlihat di kandang di pusat Penyelamatan Satwa Sudan di al-Bageir, selatan ibu kota Khartoum pada 28 Februari 2022. Foto: ASHRAF SHAZLY/AFP
ADVERTISEMENT
Sebanyak tiga singa dari sebuah penangkaran militer di Sudan ditembak mati usai mencoba melarikan diri dari kandang mereka, pada Kamis (22/12).
ADVERTISEMENT
Ketiga singa ini tewas di tangan pasukan paramiliter milik pemerintah Sudan, Rapid Support Forces (RSF).
Mereka lahir dua tahun lalu, di Pusat Penyelamatan Hewan Sudan yang terletak di bagian selatan ibu kota Khartoum.
“Tetapi singa-singa itu — bernama Leo, Renas dan Amani — baru-baru ini dijual dan dipindahkan ke sebuah peternakan pribadi yang dimiliki oleh RSF, paramiliter yang kuat di kota kembar ibu kota Omdurman,” sambung Kamal, seperti dikutip dari AFP.
Kronologi tewasnya ketiga singa malang ini diungkap oleh Pusat Penyelamatan Satwa Sudan.
Dalam sebuah pernyataan, pihaknya mengatakan bahwa pada Selasa (20/12) malam waktu setempat, mereka mendapat telepon dari petugas RSF bahwa ketiga singa tersebut telah melarikan diri dari kandang mereka.
ADVERTISEMENT
“Kami segera memobilisasi tim dan peralatan kami, dan rencana untuk menangkap atau membius singa-singa itu dengan aman,” sambung isi pernyataan itu.
Seekor singa Afrika jantan (Panthera leo) terlihat di kandang di pusat Penyelamatan Satwa Sudan di al-Bageir, selatan ibu kota Khartoum pada 28 Februari 2022. Foto: ASHRAF SHAZLY/AFP
Namun, tak lama kemudian pihaknya diberi tahu oleh RSF untuk tidak datang, lantaran singa-singa yang dimaksud telah ditembak mati.
Pasukan RSF merupakan paramiliter yang cukup ditakuti di Sudan. Kemunculan RSF berasal dari milisi Janjaweed yang terkenal atas dugaan kejahatan perang selama konflik di wilayah Darfur, Sudan, berlangsung.
Di sisi lain, Pusat Penyelamatan Hewan Sudan baru dibuka pada 2021 lalu — menyusul kampanye online untuk menyelamatkan singa-singa liar yang kekurangan gizi dan telantar di kebun binatang Khartoum.
Sejak itulah, para sukarelawan menghadapi tantangan berat untuk menjaga agar pusat konservasi ini dapat terus berjalan, terutama di tengah krisis ekonomi yang diperburuk oleh kudeta militer pada tahun lalu.
ADVERTISEMENT
“Cagar alam [Pusat Penyelamatan Hewan Sudan] itu tetap menjadi rumah bagi sekitar 18 singa,” jelas Kamal.
Kepunahan singa sudah lama menerjang Afrika selama beberapa tahun terakhir. Di penjuru benua ini, populasi mereka turun sebesar 43 persen antara tahun 1993 dan 2014 — dengan perkiraan hanya terdapat sekitar 20.000 yang tersisa di alam liar.