3 Sipir Rutan Sigli yang Ambil Dispenser dan Picu Kericuhan Diperiksa

13 Juni 2019 13:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Kanwil Kemenkumham Aceh, Agus Toyib. Foto: Zuhri Noviandi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Kanwil Kemenkumham Aceh, Agus Toyib. Foto: Zuhri Noviandi/kumparan
ADVERTISEMENT
Tiga petugas sipir menjalani pemeriksaan di Kantor Wilayah Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kanwil Kemenkumham) Aceh terkait insiden pembakaran Rutan Kelas II B Sigli di Pidie.
ADVERTISEMENT
Ketiga sipir yang tak dirinci identitasnya ini diduga merupakan oknum yang menarik dispenser dari kamar warga binaan. Yang kemudian membuat napi mengamuk dan berujung pembakaran rutan.
Kepala Kanwil Kemenkumham Aceh Agus Toyib mengatakan, tiga petugas rutan tersebut telah ditarik ke kantor Kemenkumham Aceh di Banda Aceh sejak Senin (10/6).
“Jadi tiga petugas di rutan Sigli itu sudah kita tarik ke sini (Banda Aceh), termasuk salah satunya kepala keamanan. Sudah di sini dari Senin dan akan kita lakukan pemeriksaan,” kata Agus saat ditemui kumparan Kamis (13/6).
Agus belum bisa menjelaskan hasil sementara karena pemeriksaan terhadap ketiga sipir itu masih berlangsung. Sementara warga binaan yang mengamuk dan membakar rutan hingga kini pemeriksaan ditangani oleh pihak kepolisian.
ADVERTISEMENT
“Dari aspek warga binaan tentu pihak kepolisian, yang saya dengar dari awal kejadian sudah ada beberapa warga binaan yang diperiksa,” sebutnya.
Lapas Kelas II B Sigli, Pidie, Aceh terbakar. Foto: dok. Istimewa
Terkait bangunan rutan yang hangus terbakar, Agus menyebut pihaknya masih terus memperbaikinya, sehingga fungsi pelayanan dapat kembali normal. Seperti merapikan tempat kunjungan hingga bangunan dapur untuk memasak.
“Prioritas kita tentu memperbaiki prasarana atau fasilitas berkaitan dengan pelayanan, itu kita utamakan dulu,” tutur Agus.
Agus kemudian mengimbau kepada petugas sipir, baik di Rutan Sigli maupun di seluruh Aceh untuk membangun komunikasi yang baik. Menurutnya, cara itu efektif dalam menjaga hubungan antara petugas dan warga binaan.
“Kita mendorong jajaran lembaga permasyarakatan untuk membangun komunikasi efektif dengan warga binaan supaya sekat-sekat misinformasi bisa tidak ada lagi,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT