Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
4 Tahun Kematian Mandela: Mengenang Sosok Si Pejuang Perdamaian
5 Desember 2017 17:21 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB

ADVERTISEMENT
Tepat hari ini, 4 tahun yang lalu, Nelson Mandela yang merupakan seorang pemimpin gerakan anti-apartheid meninggal dunia. Berita tersebut diumumkan oleh Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma yang disiarkan secara nasional di kediamannya di Johannesburg, Kamis (5/12/2013).
ADVERTISEMENT
Sosok Mandela dikenal sebagai seorang pejuang sekaligus pemimpin anti-apartheid. Perlawanan tersebut dikarenakan kebijakan apartheid ini cenderung mendiskriminasikan ras kulit hitam dan menganggap manusia tidak memiliki hak yang sama.
Hal ini tercermin dari munculnya kebijakan memisahkan segala kegiatan kulit putih dengan kulit hitam. Di bawah kebijakan ini warga berkulit putih tidak bisa menikah dengan orang yang berkulit hitam, tidak boleh duduk satu meja di restoran, hingga tidak boleh bergabung dalam satu tim olahraga.
Mandela melawan kebijakan apartheid dengan bergabung sebagai aktivis anti-apartheid di Partai Kongres Nasional (ANC). Perjuangan mereka terganjal pada 1960 setelah peristiwa Pembantaian Sharpeville yang menewaskan 69 orang kulit hitam.

Akibat perlawanannya tersebut, Mandela sempat ditahan atas tuduhan pemberontakan dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup pada 1964. ANC juga langsung dinyatakan sebagai organisasi terlarang.
ADVERTISEMENT
Ia dipenjara puluhan tahun di Robben Island, hingga akhirnya pada tahun 1990 Presiden De Klerk mengumumkan reformasi dan berakhirnya pengasingan para aktivis yang terlibat dalam peristiwa pemberontakan tahun 1960.
Mandela dibebaskan pada 11 Februari 1990 setelah 27 ditahan. Kemudian pada tahun 1992 Mandela bersama dengan Presiden De Klerk menerima Nobel Perdamaian karena dianggap melepaskan Afrika Selatan dari rezim apartheid sekaligus meletakan pondasi demokrasi di negara tersebut.
Dua tahun setelah menerima Nobel Perdamaian, tepatnya pada tanggal 10 Mei 1994 menjadi hari yang sangat bersejarah bagi masyarakat Afrika Selatan. Mandela memenangkan pemilu, menjadikan dia presiden kult hitam pertama Afrika Selatan.

Meski telah menjadi tahanan selama 27 tahun, ketika terpilih jadi Presiden, pidato pertamanya bukan membicarakan kekejaman pemerintahan apartheid, melainkan menyuarakan perdamaian.
ADVERTISEMENT
"Saat untuk menyembuhkan luka sudah tiba," kata Mandela dalam pidatonnya.
Setelah memerintah, mandela mendirikan Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi untuk investigasi pelanggaran hak asasi manusia pada masa rezim apartheid.
Selama menjabat sebagai Presiden, Mandela pun menerapkan kebijakan untuk meningkatkan standar hidup warga kulit hitam. Hingga pada tahun 1999 mengundurkan diri dalam dunia politik pada tepat pada umur 80 tahun.
Meski telah menjadi Presiden, dalam sisa hidupnya Mandela terus mengkampanyekan perdamaian di seluruh belahan dunia, hingga akhirnya meninggal dunia pada Desember 2013.