Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
300 Lebih Tentara Korut Tewas Gara-gara Perang di Ukraina
13 Januari 2025 15:46 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Sebanyak 300 tentara Korea Utara dilaporkan tewas dan 2.700 lainnya terluka saat membela Rusia dalam pertempuran melawan Ukraina. Informasi ini datang dari anggota parlemen Korea Selatan, Lee Seong-kweun, yang mengutip laporan Badan Intelijen Nasional (NIS) Seoul pada Senin (13/1).
ADVERTISEMENT
Lee juga mengungkap bahwa Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengirim lebih dari 10.000 tentara untuk membantu Rusia dalam konflik ini. Langkah tersebut diduga sebagai imbalan atas dukungan teknis Moskow terhadap program senjata dan satelit Pyongyang.
“Penempatan pasukan Korea Utara ke Rusia dilaporkan telah meluas hingga mencakup wilayah Kursk, dengan perkiraan yang menunjukkan bahwa korban di antara pasukan Korea Utara telah melampaui 3.000,” ujar Lee dalam konferensi pers, seperti diberitakan AFP.
Lee menambahkan, laporan dari Korps Badai Elite Korea Utara menunjukkan adanya perintah bagi tentara untuk memilih bunuh diri daripada tertangkap oleh pasukan Ukraina.
“Memo yang ditemukan pada tubuh prajurit yang tewas menunjukkan mereka diperintahkan untuk meledakkan diri sebelum tertangkap. Beberapa bahkan berteriak ‘Jenderal Kim Jong-un’ sebelum mencoba menyerang dengan granat, meskipun akhirnya mereka tewas ditembak,” katanya.
ADVERTISEMENT
Analisis NIS juga mencatat banyak tentara Korut yang kurang memahami strategi peperangan modern dan kerap digunakan sebagai “umpan meriam”. Hal itu menyebabkan tingginya jumlah korban.
Tawanan Perang Korut di Ukraina
Pasukan Ukraina mengaku telah menangkap dua tentara Korut.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pun merilis video yang menunjukkan kedua tentara itu terlihat terluka dan menjalani interogasi.
Zelensky kemudian menawarkan pertukaran tawanan.
“Ukraina siap menyerahkan tentara Kim Jong-un kepadanya jika ia dapat mengatur pertukaran mereka dengan para prajurit kami yang ditawan di Rusia,” ujar Zelensky melalui unggahan di media sosial.
Salah satu tentara yang ditawan mengaku tidak tahu bahwa ia akan dikirim untuk berperang melawan Ukraina.
“Komandan saya mengatakan ini hanya latihan,” ujarnya dalam video tersebut.
ADVERTISEMENT
Meski Rusia dan Korut tidak secara resmi mengakui keterlibatan di perang ini, hubungan militer kedua negara terus menguat sejak Rusia melancarkan invasi ke Ukraina pada 2022.
Dalam kunjungan ke Seoul baru-baru ini, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken meyakini Rusia telah memperluas kerja sama luar angkasa dengan Korut sebagai imbalan atas bantuan pasukan mereka.
Selain itu, diplomat AS juga menduga bahwa Rusia hampir secara resmi menerima status Korut sebagai negara berkekuatan nuklir.