31 Petugas Bawaslu Alami Kekerasan saat Tertibkan Kampanye Pilkada

21 November 2020 12:14 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Komisioner Bawaslu RI, Afifuddin. Foto: Bawasalu
zoom-in-whitePerbesar
Komisioner Bawaslu RI, Afifuddin. Foto: Bawasalu
ADVERTISEMENT
Komisioner Bawaslu M. Afifuddin menyebut, ada 31 jajaran Bawaslu yang mengalami kekerasan saat melakukan sosialisasi dan penertiban kampanye Pilkada 2020. Bahkan, dia mengatakan 19 orang di antaranya mengalami kekerasan fisik saat sosialisasi dan penertiban kampanye Pilkada 2020.
ADVERTISEMENT
"Selama masa kampanye dan saat sosialisasi dan penertiban kampanye, sebanyak 31 orang jajaran Bawaslu mengalami kekerasan. 19 orang di antaranya mengalami kekerasan fisik dan sisanya verbal," kata Afifuddin dalam diskusi bertajuk 'Evaluasi Kampanye Pilkada 2020', Sabtu (21/11).
"Misalnya, kejadiannya saat diimbau pihak Bawaslu, malah dikeroyok, dihujat dan sebagainya" lanjut dia.
Meski di tengah pandemi COVID-19, Afifuddin mengatakan pertemuan tatap muka masih diminati oleh banyak paslon peserta Pilkada 2020. Meskipun, massa dibatasi maksimal 50 orang.
"Mengapa kampanye tatap muka lebih diminati ? Bisa jadi karena soal kebiasaan bahwa kampanye adalah orang ketemu dengan orang lain, orang datang menyaksikan paparan paslon, atau saat kampanye merupakan arena menunjukkan kekuatan paslon," kata dia.
Ilustrasi pemungutan suara di TPS Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Karena itu, Afifuddin mengatakan, selama masa kampanye, pihaknya memperketat pengawasan dengan membubarkan kerumunan massa. Hal itu, dilakukan sesuai dengan peraturan KPU (PKPU) Nomor 13 Tahun 2020.
ADVERTISEMENT
"Bawaslu sendiri memperketat pengawasan dengan membatasi orang yang hadir, membubarkan kerumunan. Kalau ada kerumunan, kami ingatkan, saat satu jam tak juga bubar, kami dan polisi serta satpol PP bubarkan," ujarnya.
Meski begitu, kata dia, saat ini pembubaran massa lebih jarang dilakukan. Sebab, sebelum waktu kampanye pilkada selesai, massa sudah membubarkan diri.
"Yang menarik, akhir-akhir ini peringatan tinggi tetapi pembubarannya sedikit. Jadi paslon agaknya paham sebelum waktu kampanye selesai, mereka biasanya membubarkan sendiri," tandas dia.