4 Anak Gagal Ginjal di DIY Sembuh Tanpa Obat Fomepizole Impor

25 Oktober 2022 19:28 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dokter Spesialis Anak RSUP Dr Sardjito dr. Kristia Hermawan M.Kes. Sp.A  menjelaskan belasan anak gagal ginjal akut di Sardjito tak memiliki riwayat konsumsi obat sirop ber-EG dan DEG yang dirilis BPOM, Selasa (25/10). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Dokter Spesialis Anak RSUP Dr Sardjito dr. Kristia Hermawan M.Kes. Sp.A menjelaskan belasan anak gagal ginjal akut di Sardjito tak memiliki riwayat konsumsi obat sirop ber-EG dan DEG yang dirilis BPOM, Selasa (25/10). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Kabar baik datang dari 4 anak pasien gagal akut misterius atau gagal ginjal akut progresif atipikal (tidak khas) yang dirawat di RSUP Dr Sardjito, DIY. Anak-anak tersebut sembuh tanpa obat Fomepizole yang akan diimpor Kemenkes dari Singapura.
ADVERTISEMENT
"Tindakan khusus 4 pasien ini kami kelola dengan gagal ginjal akut secara umum seusai panduan kami. Tidak ada pemberian obat khusus atau misalnya yang obat-obat Fomepizole," kata Pakar Nefrologi Anak RSUP Dr Sardjito dr. Retno Palupi B.Med. Sc., M.Epid., M.Sc., Sp.A(K) ditemui di RSUP Dr Sardjito, Selasa (25/10).
Retno menuturkan, obat Fomepizole sampai saat ini belum masuk ke RSUP Dr Sardjito. Pihaknya pun melakukan penanganan sesuai pedoman yang ada.
"Pemenuhan kebutuhan cairan, bila ada infeksi kami atasi dengan antibiotik. Pemantauan hemodinamik pasien. Secara umum tata laksana gagal ginjal akut," ujar Retno.
Menurut Retno, 4 pasien tersebut masuk ke RSUP Dr Sardjito dengan kondisi acute kidney injury (AKI) atau gagal ginjal akut stadium 3. Pasien datang dengan kondisi yang berat.
ADVERTISEMENT
Penanganan Khusus 4 Anak Pasien Gagal Ginjal Akut
Dokter Spesialis Anak RSUP Dr Sardjito dr. Kristia Hermawan M.Kes. Sp.A menjelaskan, perawatan dilakukan dengan tata laksana suportif seperti terapi pengganti ginjal yaitu cuci darah dan memberikan obat-obat sesuai prosedur yang ada.
Infografik Sebaran Kasus Gagal Ginjal di RI. Foto: kumparan
"Untuk pasien yang kami rawat saat ini dalam kondisi perbaikan untuk kondisi klinisnya jadi awalnya memang ada pasien yang datang penurunan kesadaran ini juga sudah mulai perbaikan tanpa belum diberikan obat tersebut (Fomepizole). Dan memang obatnya belum sampai ke kami," ungkap Kristia.
Dijelaskan dari 4 pasien sembuh dan menjalani rawat jalan itu, 3 sudah tidak memerlukan cuci darah lagi. Sementara 1 lagi masih dalam pemantauan terkait cuci darah.
"Tapi kemarin pas ini kontrol cuci darah 2 kali dalam seminggu. Kemudian satu minggu pasca, pasien itu tidak cuci darah kadar zat toxin masih bisa kita hold karena dalam level yang batas aman. Masih kami monitor untuk beberapa hari ke depan," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Kristia menyebut, 4 pasien tersebut saat masuk RS ada yang telah mengalami keterlibatan organ yang lain termasuk gangguan fungsi hati, ada juga yang dengan penurunan kesadaran.
"Ada beberapa organ yang terlibat. Tapi umumnya pasien yang ini tidak ada permasalahan dengan pendarahan. Kebanyakan yang meninggal ada gangguan perdarahan," bebernya.
Dijelaskan Retno bahwa dari kasus gagal ginjal akut yang ditangani RSUP Dr Sardjito ada 7 pasien yang meninggal dunia. Namun 1 pasien meninggal tersebut sudah tidak masuk kriteria gagal ginjal akut misterius karena penyebabnya telah diketahui karena gangguan imunitas
Lalu, ada 4 pasien yang berhasil sembuh. Di mana, 1 pasien tersebut masih dalam pemantauan terkait hemodialisa atau cuci darah. Sementara itu 2 pasien lagi masih dalam perawatan, tetapi sudah tidak dirawat di ruang intensif.
ADVERTISEMENT
Dari 13 kasus ini 6 anak berasal dari DIY dan 7 anak dari luar DIY yaitu Jawa Tengah dan Jawa Timur.