Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
4 Bocah Selamat setelah 40 Hari Hilang di Hutan Amazon yang Ganas, Kok Bisa?
12 Juni 2023 19:47 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Empat bocah penduduk asli yang menjadi korban pesawat jatuh di Kolombia berhasil ditemukan dalam kondisi selamat setelah hilang selama 40 hari di hutan Amazon yang ganas.
ADVERTISEMENT
Empat bersaudara berusia 13, 9, 5, dan 1 tahun dari Suku Uitoto itu mampu bertahan hidup, berkelana di hutan belantara sendirian yang dipenuhi ular, jaguar, dan binatang buas lainnya serta tumbuhan beracun, tanpa bimbingan orang dewasa.
Bagaimana cara mereka bisa bertahan selama itu?
Dikutip dari CNN, sejak pesawat Cessna 206 yang ditumpangi jatuh pada 1 Mei 2023 lalu, mereka mampu hidup dengan mengandalkan pengetahuan soal hutan rimba yang telah diajarkan sejak kecil.
Tiga orang dewasa yang bersama mereka di dalam pesawat itu tewas. Ketiganya ialah ibu dari keempat bocah yang diketahui seorang pemimpin adat, Magdalena Mucutuy Valencia; seorang pilot pesawat, Hernando Murcia Morales; dan pemimpin masyarakat adat Yarupari, Herman Mendoza Hernandez.
Sang ibu, menurut keterangan anak sulungnya yang bernama Lesly Jacobombaire Mucutuy, kepada sang ayah mengatakan sempat bertahan hidup selama empat hari setelah pesawat jatuh. Namun, nahas nyawanya tidak tertolong akibat luka-luka parah yang dideritanya.
ADVERTISEMENT
Sebelum meninggal, Magdalena sempat berpesan kepada anak-anaknya untuk meninggalkan area puing-puing pesawat agar bisa bertahan hidup. Dia mengembuskan napas terakhir di hutan dengan kehadiran keempat bocah itu di sampingnya.
Lantas, apa yang dimakan oleh keempat bocah itu hingga bisa bertahan?
Seorang juru bicara pasukan militer Kolombia, Pedro Arnulfo Sanchez Suarez, yang memimpin misi pencarian keempat bocah mengatakan mereka makan tepung singkong kasar bernama ‘farina’ selama beberapa hari setelah insiden kecelakaan pesawat terjadi.
“Beberapa hari setelah jatuhnya pesawat, mereka memakan farina yang dibawanya ke sana. Namun mereka [akhirnya] kehabisan makanan dan memutuskan untuk mencari tempat di mana mereka dapat bertahan hidup,” ujar Suarez.
“Mereka kekurangan gizi, tetapi dalam keadaan sadar dan waras ketika kami menemukan mereka,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Suarez menjelaskan, asal-usul keempat bocah tangguh asal Suku Uitoto tersebut memberikan mereka kekebalan tertentu terhadap penyakit di hutan. Mereka juga memiliki pengetahuan tentang hutan Amazon itu sendiri — mengetahui apa yang boleh dan tidak boleh dimakan.
Mereka juga disebut mampu menemukan sumber mata air yang memungkinkan mereka bisa tetap hidup di tengah hutan belantara.
“Hal itu tidak akan mungkin terjadi jika mereka tidak terbiasa dengan lingkungan yang tidak bersahabat,” kata Suarez.
Sementara ketika persediaan farina sudah habis, Lesley dan ketiga adiknya yang masih kecil memakan biji-bijian, buah, akar, dan tanaman yang mereka ketahui boleh dimakan — berdasarkan hasil asuhan mereka sejak kecil.
“Keberlangsungan hidup anak-anak tersebut merupakan tanda pengetahuan dan hubungan dengan lingkungan alam yang diajarkan sejak dalam kandungan,” menurut Organisasi Nasional Masyarakat Adat Kolombia.
ADVERTISEMENT
Setelah penantian selama berminggu-minggu, pada Jumat (9/6) tim pasukan khusus militer dan tim SAR menemukan keempat anak itu. Mereka telah menempuh jarak lebih dari 2.600 km hingga menemukan sebuah keajaiban.
Kolombia berhasil menemukan mereka di sebuah area yang tidak ditumbuhi pepohonan. Salah seorang warga pribumi yang turut berpartisipasi dalam proses pencarian, kepada wartawan mengatakan bahwa keempat bocah ditemukan dengan dua tas kecil berisi beberapa pakaian, handuk, senter, dua ponsel, kotak musik, dan botol soda.
Laporan medis mengatakan, keempat bocah itu mengalami dehidrasi dan masih belum bisa makan makanan padat. Namun, mereka dalam kondisi baik dan tidak dalam bahaya yang mengancam nyawa.
Kini mereka sedang dalam masa pemulihan di sebuah rumah sakit militer di Ibu Kota Bogota, setelah dibawa menggunakan pesawat ambulans yang diterbangkan oleh Angkatan Udara Kolombia keesokan harinya setelah mereka ditemukan, pada Sabtu (10/6). Peristiwa ini mendapat sorotan luas di Kolombia.
ADVERTISEMENT
Presiden Kolombia, Gustavo Petro, mengunjungi anak-anak tersebut pada hari yang sama. Dia merayakan kepulangan mereka dan mengatakan bahwa kelangsungan hidup mereka akan dikenang dalam sejarah.
ADVERTISEMENT